Rabu, 11 April 2018

Apa Rezeki Itu Sebenarnya?

Apa Rezeki Itu Sebenarnya?     

Kebanyakan orang menyangka bahwa rezeki itu adalah materi yang diperoleh. Ketika melihat orang yang kaya secara materi, banyak hartanya, dikatakan bahwa rezekinya baik. Sebaliknya ketika seseorang berkekurangan dilihat dari materi yang dipunyainya orang akan mengatakan bahwa rezekinya seret. Benarkah demikian?

Aku mendengar sebuah ceramah dari seorang ustadz melalui youtube yang sangat mengena. Beliau menjelaskan bahwa rezeki itu tidak selalu identik dengan materi atau harta. Lalu apa itu rezeki menurut beliau ini? Rezeki adalah kenikmatan yang dianugerahkan Allah kepada hamba Nya. Beliau berikan contoh. Ada orang yang diberi atau diizinkan Allah memiliki harta yang banyak. Rumah gedung besar, kendaraan mewah, simpanan berlimpah ruah. Tapi dia tidak diberikan nikmat dengan apa yang dia punyai. Dia tidak betah tinggal di rumah. Dia kesal luar biasa ketika mobilnya tersendat-sendat dalam kemacetan. Dia diharuskan berpantang makanan karena berbagai penyakit yang diidapnya. Orang seperti ini, meski hartanya banyak, tapi rezekinya sangat minim dalam kumpulan harta itu.

Sebaliknya ada orang yang tinggal di gubuk sederhana. Dia berkeliling setiap malam berjualan nasi goreng sambil mendorong gerobak. Di kala musim hujan dia sering kehujanan. Tapi semua dijalaninya dengan santai. Keuntungannya tidaklah seberapa, tapi alhamdulillah, ada saja hasil yang dapat dibawanya pulang untuk dinikmati keluarganya. Istrinya bahagia. Anak-anaknya bahagia. Hidup mereka anak beranak terasa nikmat. Itulah rezeki yang mereka dapatkan dari Allah. 

Ditambahkan lagi contoh lain. Orang yang hartanya banyak. Tidur di kamar yang punya penyejuk udara di kamar yang luas. Kasurnya empuk. Tapi hampir setiap malam dia tidak bisa tidur. Dia harus minum obat penenang agar bisa tertidur. Obat penenang yang dosisnya harus ditambah setiap kali. Dia tidak mendapatkan nikmat atas harta yang dimilikinya.

Bandingkan dengan anak seorang tukang pulung yang tidur dalam gerobak yang ditarik ayahnya. Beralaskan karton, berselimutkan koran bekas. Dia tidur dengan sangat pulasnya. Bapak dan ibu dan anak-anak tukang pulung ini setiap malam tidur di gubuk reot. Tapi Allah berikan kepada mereka rezeki berupa nikmat tidur.

Begitulah Allah memberikan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki.    

****                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar