Sabtu, 12 September 2015

Derita Asap Tak Berujung

Derita Asap Tak Berujung        

Ada fenomena sangat  aneh yang berlaku di negara kita Indonesia ini. Ada kerusakan yang terjadi berulang-ulang, sudah terbukti betapa buruknya akibat dari kerusakan tersebut, diketahui penyebabnya tapi tidak bisa diselesaikan atau dicari jalan keluarnya. Kerusakan itu adalah pembakaran hutan untuk dialihfungsikan menjadi perkebunan. Telah sejak lama (sejak zaman Orde Baru) berlaku pemberian hak penguasaan hutan kepada orang-orang tertentu di negeri ini. Sudah sejak lama pula hutan-hutan di negeri ini dirusak dengan pembalakan yang tidak pakai perhitungan. Dan sejak beberapa belas tahun terakhir,  berjuta-juta hektar hutan di Sumatera dan Kalimantan mereka konversi menjadi kebun sawit. Perorangan ini berkuasa penuh meneruka dan menghancurkan hutan tersebut dengan caranya sendiri. Caranya adalah dengan membakar isi hutan. Mereka, si penguasa hutan ini tidak perduli dengan segala dampak dan akibat buruk yang terjadi karena pembakaran yang dilakukan semena-mena itu. Bahwa hutan itu juga ada penghuninya mereka tidak perduli. Bahkan mereka tidak perduli dengan derita yang ditanggung berjuta orang baik di pulau yang sama atau bahkan merambat ke negeri tetangga. Dan ini terjadi berulang-ulang setiap tahun. Pemerintah negeri ini tidak berdaya menghentikannya. Benar-benar aneh. Bagaimana mungkin kejadian yang sempat diprotes keras negara tetangga Malaysia dan Singapura itu selalu saja terulang lagi? 

Tahun ini angin tidak menerbangkannya ke negeri tetangga tapi menaburnya di segenap pulau Sumatera. Foto-foto ini adalah bukti nyata tentang derita asap yang tak berujung ini.  

Tadi pagi aku sempat bertanya kepada seorang saudara di kampungku Koto Tuo Balai Gurah di kaki gunung Marapi. Dia mengirimiku dua buah foto yang diambilnya tadi pagi itu. Menurut keterangannya, gangguan asap tebal di kampung kami ini sudah berlangsung selama seminggu dan belum ada tanda-tanda akan berakhir. Sementara ini belum ada turun hujan sehingga udara pengap berasap dan menyesakkan nafas itu terpaksa diterima begitu saja.  Sebagian sekolah terpaksa diliburkan. Sudah banyak jatuh korban, sakit saluran pernafasan  di tengah masyarakat. 

Pencemaran udara oleh asap pekat akibat pembakaran hutan ini jelas-jelas merupakan kezaliman. Pemerintah seharusnya bisa menghentikan kezaliman ini. Namun itulah yang sangat mengherankan. Sudah bertahun-tahun kejadian serupa terjadi tanpa pernah ada penyelesaian yang tuntas. Si pengusaha yang membakari hutan itu rupanya benar-benar sakti tak terkalahkan. 

Kita teringat akan peringatan Allah dalam surah Rum ayat 41 seperti berikut:  “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah menjadikan mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”  

Kita memohon kepada Allah agar mereka yang berbuat kezaliman ini ditunjuki Allah dan agar kita semua dibebaskan dari bencana ini.  

****            



                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar