Senin, 27 Juni 2016

Penantian Datangnya Cucu Keenam

Penantian Datangnya Cucu Keenam   

Cucu keenam dalam penantian. Dia adalah anak keempat si Sulung. Sesudah mendapat 3 anak laki-laki dan sesudah lima tahun sejak kelahiran anak ketiga mereka merencanakan anak keempat. Dan dia inilah yang sedang ditunggu kelahirannya. Menurut ramalan dokter harusnya dia lahir tanggal 20an Juni yang lalu. Tapi ternyata belum. 

Ada sedikit drama dalam penantian ini. Si Sulung, sesudah berkonsultasi dengan dokter, ingin mencoba melahirkan normal, padahal pada dua kelahiran sebelumnya dia dioperasi. Yang pertama sepuluh tahun yang lalu, ketika dia melahirkan si kembar Rafi - Rasyid, sesudah mengalami kontraksi berat selama lebih 12 jam, si kembar belum kunjung keluar juga, akhirnya diputuskan untuk operasi. Yang kedua, waktu kelahiran Rayyan, juga dioperasi. Tapi kali ini dia berniat dan berusaha untuk melahirkan normal. Tentu saja selain berkonsultasi dengan dokter, si Sulung juga mengumpulkan informasi dari teman-teman yang pernah menjalani hal yang sama, melahirkan normal meski sebelumnya pernah dioperasi. Dan ada beberapa temannya yang berpengalaman tentang itu.

Sudah melalui masa kehamilan di minggu ke empat puluh, belum ada juga tanda-tanda untuk segera melahirkan. Keadaan hamilnya tidak ada masalah. Bayi di dalam rahim itu alhamdulillah, menurut pengamatan dokter yang merawat kehamilannya dalam keadaan baik dan aman. Untuk lebih memantapkan pikiran dia berkonsultasi pula dengan dokter ahli kandungan lain (atas saran temannya). Sama seperti saran dokter pertama, kehamilannya aman-aman saja. Namun diingatkan jangan sampai melewati minggu ke 42. Artinya, seandainya sampai minggu tersebut tetap tidak ada tanda-tanda bahwa bayinya akan keluar, tidak ada mules, kontraksi dan sebagainya, maka akan segera diambil tindakan operasi. 

Banyak juga saran dan pendapat dari sanak saudara. Di antaranya ada yang dokter juga. Kenapa tidak segera dioperasi saja. Tapi si Sulung masih tetap dengan keyakinannya untuk menjalani sampai limit waktu seperti yang disarankan dokternya. Aku mengingatkan untuk berdoa dan pasrah kepada Allah.  

Tadi malam aku datang melihatnya sudah hampir tengah malam. Menasihati dan menyemangatinya untuk tetap berserah diri dan meminta pertolongan Allah. Aku kaget ketika membaca pesan WAnya jam 2 pagi dan langsung bertanya, kenapa dia belum tidur. Dia bilang, dia tidak bisa tidur karena kontraksinya semakin sering. Jam setengah empat aku ditelepon suaminya memberitahu bahwa mereka akan ke rumah sakit. Kontraksi semakin sering. Dan mereka sudah di rumah sakit sejak tadi pagi. 

Semuanya masih dalam perjalanan dan penantian. Menjelang siang ini, si bayi belum juga lahir. Aku berulang-ulang melantunkan doa. Ya Allah Rabbul 'aalamiin. Selamatkanlah dan mudahkanlah....

****             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar