Sabtu, 20 Februari 2016

Saat Umat Islam Di Puncak Kejayaan

Saat Umat Islam Di Puncak Kejayaan

(Aku mendapat tulisan ini dari puteriku di Pau, yang entah dari mana diperolehnya. Namun demikianlah adanya, ketika kita, umat Islam menjalankan agama ini dengan kaffah (seutuhnya) Islam jadi sangat berwibawa.)

- Negara terbesar - Negara terkuat - Negara termaju - Negara paling aman
- Negara terkaya -Negara paling adil
============
Khalid bin al-Walid mengirim surat kepada Kaisar Persia, Kisra:
Masuk Islamlah engkau akan selamat. Jika tidak, aku akan datang menemui dengan pasukan yang mecintai kematian sebagaimana engkau cinta akan kehidupan…

Ketika Kisra membaca surat tersebut, ia mengirim surat meminta bantuan kepada penguasa daratan Cina.

Tiongkok pun membalas suratnya, “Wahai Kisra, aku tidak memiliki daya kekuatan menghadapi kaum yang kalau mereka ingin meratakan gunung niscaya mereka mampu melakukannya.”

Itulah saat kita mulia karena berpegang dengan Islam.
......................................
Dalam sejarah Daulah Utsmani, saat kapal-kapal laut Utsmani melintasi dermaga-dermaga Eropa, gereja-gereja menghentikan gema lonceng mereka. Mereka takut kalau hal itu memprovokasi kaum muslimin. Lalu mereka datang menaklukkan kota.

Itulah wibawa, saat kita berpegang dengan ajaran Islam.
..................................
Disebutkan bahwa di abad pertengahan, seorang pastur Italia berdiri di alun-alun kota. Ia berkhotbah di tengah jamaahnya. “Sungguh menyedihkan, kita melihat pemuda-pemuda Nasrani meniru orang-orang Arab Islam dalam segala hal. Gaya berpakaian, gaya hidup, pola pikir, sampai-sampai ketika mereka hendak berbangga di hadapan saudara-saudaranya, ia mengatakan, ‘Aku cinta padamu (uhibbuka)’ dengan bahasa Arab. Mereka merasa modern dan keren karena berbicara dengan bahasa Arab”.

Itulah saat umat muslim berpegang dengan Islam.
......................................................................
Pada masa Turki Utsmani, di setiap pintu rumah ada dua alat ketuk pintu. Satunya kecil dan satu lagi besar. Apabila para tamu mengetuk dengan alat yang besar, maka tuan rumah tahu, yang datang adalah laki-laki. Maka pembantu laki-laki akan membukakan pintu untuknya.

Tapi apabila yang terdengar adalah ketukan yang kecil, tuan rumah tahu tamunya adalah perempuan. Maka pemilik rumah yang wanita membukakan pintu untuknya.

Apabila ada mawar merah digantungkan di pintu, orang-orang tahu ada yang sedang sakit di dalam rumah. Mereka pun tidak akan gaduh ketika melewati rumah itu.

Alangkah tinggi peradaban umat Islam kala itu.
Itulah saat kita mulia karena berpegang dengan Islam.
......................................
Di malam Perang Hattin, kaum muslimin tengah bersiap menaklukkan kembali Baitul Maqdis. Merebutnya dari tangan orang-orang Salib. Malam itu, Shalahuddin al-Ayyubi mengecek kemah-kemah pasukannya. Dia mendengar sebuah kemah yang tengah melaksanakan shalat malam. Kemah yang lain sedang berdzikir. Yang lain lagi sedang melantunkan ayat suci Alquran. Hingga ia melintasi sebuah kemah yang para penghuninya tidur lelap. Ia berkata kepada orang yang bersamanya kala itu, “Dari kemah inilah serangan akan datang”.
----------------------
Pada masa Abdurrahman al-Nashir, Andalusia adalah negerinya ilmu, peradaban, dan cahaya. Andalusia berada di puncak kemajuan zaman. Saat dimana orang-orang Eropa tenggelam dalam kemunduran dan jauh sekali dari kemodernan.

Diterjemahkan dari FP كنا جبلا yang diasuh penulis sejarah Islam, Ali Kamal.

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar