Rabu, 30 Maret 2016

Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Mendidik Anak-anak

Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Mendidik Anak-anak

Seorang kenalan mengeluh, anaknya yang dimasukkan ke sekolah Islam terkenal ternyata tetap saja badung. Bukan sekedar badung biasa bahkan terlibat dengan kegiatan-kegiatan tidak terpuji seperti menggunakan obat-obat terlarang. Dia bertanya-tanya kok bisa begitu? Padahal jawabannya sebenarnya ada pada dirinya sendiri. Seberapa perduli dia atas pendidikan anak-anaknya di rumah? 

Banyak orang salah sangka, dengan memasukkan anaknya ke sekolah Islam maka otomatis anaknya akan menjadi seorang anak yang shalih. Yang mengerti agama dan akan berprilaku baik-baik. Sementara di rumah dia tidak pernah memperdulikan kesehari-harian anaknya tersebut. Karena dia sibuk. Banyak sekali kegiatan. Boro-boro mau melakukan shalat berjamaah, makan berjamaah saja sangat jarang dilakukan di rumah mereka. Anak dimanjakan dengan uang berlimpah. Apa saja yang dimintanya dikabulkan. Maka jadilah si anak itu menjadi 'orang lain'. Seperti yang diperingatkan Allah dalam surat At Taghabun ayat ke 15; 'Sesungguhnya harta-bendamu dan anak-anakmu adalah cobaan (fitnah) belaka. Padahal di sisi Allah ada pahala yang besar.'  

Seharusnya, sesudah mempercayakan pendidikannya ke sekolah unggulan, di rumah orang tua juga mendidik anak-anaknya untuk menjadi orang yang baik. Ajak dia berdiskusi. Berikan kepadanya contoh dan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, rasa bertanggung jawab serta pemahaman dan kepatuhan terhadap perintah agama. Karena sebenarnya pendidikan seperti ini justru (lebih berat sebagai) tanggung jawab orang tua, terutamanya untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Sebagaimana Allah memperingatkan kita agar menjaga diri kita dan anggota keluarga kita dari siksaan api neraka (Surat At Tahrim ayat 6).  

Pendidikan itu dilakukan sedini mungkin. Jadi bergaullah dengan akrab dengan anak-anak sejak mereka masih bayi! Jangan diserahkan pendidikannya kepada pembantu atau baby sitter saja. Lalu dimasukkan ke sekolah tanpa diawasi di rumah. Karena kalau itu yang dilakukan, menyerahkan bulat-bulat pendidikan anak-anak kepada orang lain, bersiap-siaplah untuk kecewa, karena mereka akan benar-benar menjadi orang lain.

Apa yang harus dilakukan ketika anak-anak sudah terlanjur salah jalan? Kalau memang ada keinginan untuk memperbaikinya maka berusahalah sungguh-sungguh. Mulai melakukan pendekatan kepada anak-anak. Mulai dari nol atau bahkan dari below zero. Kalau memang dia terlibat pemakainan obat-obat terlarang, di samping direhabilitasi medis, cobalah memberikan perhatian kepadanya. Nasihati dia dengan sabar. Bila perlu minta maaf kepadanya atas keteledoran selama ini. Dan minta ampun serta berdoa bersungguh-sungguh kepada Allah. Memohon pertolongan-Nya untuk menyelamatkan sang anak. Mudah-mudahan Allah membukakan jalan ke arah kebaikan. 

****          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar