Minggu, 25 Juni 2017

Telah Berlalu Ramadhan 1438H

Telah Berlalu Ramadhan 1438H     

Ramadhan 1438 telah berakhir. Telah berlalu dalam senyap. Cepatnya waktu 29 hari bergulir, yang tiap harinya direntang sejak sahur sampai maghrib sampai hampir menjelang tengah malam. Dengan rutinitas yang itu ke itu setiap hari. Eloknya di negeri khatulistiwa ini yang titik-titik waktu itu nyaris sama dalam keduapuluhsembilan hari. Alarm hapeku disetel untuk berbunyi lima menit sebelum jam empat setiap pagi, dan waktu yang ada sangat mencukupi untuk digunakan  memanaskan makanan, menyeduh teh dan makan sahur dengan santai. Azan subuh jam setengah lima lebih lima yang sedikit demi sedikit akhirnya bergeser ke jam setengah lima lebih sepuluh.  

Lalu bergegas ke mesjid untuk shalat subuh. Ta'lim ba'da subuh (dengan ustadz dari luar) hanya ada di hari Sabtu dan Ahad. Jadi, seusai shalat dan zikir bergegas pulang. Di rumah langsung mengaji. Dibanyakkan membacanya dari hari-hari biasa. Seterusnya menyimak kaji dari grup tadarus WA. Yang ini agak diangsur-angsur.  Sampai kantuk menyerang di sekitar jam tujuh - delapan. Dan tidur (menambah tidur) sekitar dua jam. Bangun tidur melasak di pekarangan belakang. Lalu mengaji dan mendengar kaji pula sampai waktu zhuhur. Setelah shalat zhuhur, bermain dengan cucu yang paling bungsu. 

Ada-ada saja pula yang digerayangi sesudah asar menjelang maghrib. Berbuka dengan seteguk teh panas lalu bergegas ke mesjid. Pulang dari mesjid baru makan dan seterusnya kembali lagi ke mesjid menjelang isya. Sesudah tarawih kami lanjutkan mentadarus al Quran sampai jam sepuluh malam. Terakhir sebelum tidur aku menambah bacaan al Quran terlebih dahulu, dan baru naik ke tempat tidur sesudah jam sebelas malam.    

Di sepuluh malam terakhir kamipun beritikaf di mesjid, meski hanya dengan itikaf mini. Hanya di malam-malam ganjil. Ada jamaah yang mengusul agar kita melakukan full itikaf, tapi kenyataannya masih belum juga mampu kami laksanakan. Ada pula jamaah yang untuk itikaf bergabung ke mesjid lain, namun ada pula yang nyeletuk, kalau mau beritikaf seyogianya dilakukan di mesjid tempat kita melaksanakan shalat fardhu sehari-hari. Artinya, yang di mesjid komplek kita sendiri.  

Begitulah hari-hari berlalu. Begitulah Ramadhan 1438 dijalani. Biarlah Allah saja yang menilai. Ramadhan telah usai. Tadi subuh jamah shalat subuh hanya dua shaf, sementara selama Ramadhan empat shaf.   

**** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar