Minggu, 17 April 2016

Kebahagiaan, Antara Angan-angan Dan Kenyataan Yang Menyimpang

Kebahagiaan, Antara Angan-angan Dan Kenyataan Yang Menyimpang   

Umumnya manusia ingin hidup bahagia. Mereka berusaha tunggang langgang untuk mencapai kebahagiaan yang mereka angan-angankan. Tapi seringkali definisi kebahagiaan itu sangat mengambang. Apakah yang dimaksud dengan kebahagian menurut pendapat umum? Bermacam-macam. Seseorang merasa akan sangat bahagia jika nanti dia lulus dari perguruan tinggi. Yang lain merasa akan sangat bahagia jika dia menikah. Atau ada lagi orang yang membayangkan akan sangat berbahagia jika dia bisa memiliki rumah sendiri. Dan sebagainya.

Ternyata apa yang diangan-angankan itu tidak selalu membuat bahagia. Si Fulan lulus menjadi sarjana dengan nilai sangat baik. Dia gembira dan untuk sesaat merasa sangat berbahagia. Tetapi kebahagiaannya segera sirna ketika dia tidak kunjung berhasil mendapat pekerjaan. Si Badu yang berangan-angan akan bahagia setelah menikah, segera pula kecewa ketika menemukan banyak sekali ketidak cocokan dengan istrinya. Sangat berbeda dengan ketika masih berpacaran, sekarang dia mendapatkan betapa besarnya ego istrinya. Mereka sering bertengkar. Dan hidup terasa penuh masalah.

Kebahagiaan yang dilandasi angan-angan dengan selera duniawi memang seringkali mengecewakan. Ada orang yang kaya raya. Yang menurut pengamatan orang lain, seharusnya hidupnya sangat bahagia dengan kekayaannya itu. Ternyata tidak. Banyak sekali yang harus dipikirkannya dalam mengelola hartanya. Dia stress. Susah tidur. Terpaksa harus menggunakan obat penenang untuk bisa tidur. Apakah kehidupan seperti ini bahagia? 

Ada seseorang yang merintis kehidupannya dengan kerja keras sejak di bangku sekolah dengan cita-cita ingin memperoleh kebahagiaan. Waktu di SMA dia berharap bisa masuk ke perguruan tinggi terkenal, karena dengan itu dia berharap akan lebih mudah mencapai cita-citanya. Dan berhasil. Akhirnya dia lulus dari PT terkenal tersebut. Lalu dia mulai bekerja. Dia menyenangi pekerjaannya dan memperoleh penghasilan yang lumayan. Lalu dia berkeluarga. Punya anak. Anak-anaknya bersekolah di sekolah favorit. Sepertinya dia sangat bahagia dengan karirnya, sehingga agak kurang perhatian terhadap keluarga. Pelan-pelan terjadi mala petaka. Isterinya berbuat serong dengan orang lain. Anak-anaknya terlibat dalam penggunaan obat terlarang. Dan semua itu baru disadarinya setelah sangat terlambat. 

Apakah kebahagiaan itu menurut pandangan Islam? Kita senantiasa berdoa kepada Allah, dalam doa sapujagad, agar dikaruniai kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta terhindar dari siksa api neraka. Apakah kebaikan di dunia itu? Yaitu kehidupan yang mendapat berkah dan ridha Allah Subhanahu wa ta'ala. Bagaimana tanda-tanda bahwa kehidupan itu mendapat berkah dan keridhaan Allah? Tandanya adalah bahwa kita senantiasa merasa tenteram dengan apapun yang dikaruniakan Allah sebagai rezeki. Banyak atau sedikit tidak masalah, dan kita senantiasa bersyukur atas setiap pemberian Allah. Itulah kunci untuk memperoleh kebahagiaan. Kita berikhtiar, bekerja keras dengan memelihara amanah dan kejujuran dan setelah itu bertawakkal kepada Allah. 

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar