Senin, 08 Agustus 2016

Bagaimana Kalau Kita Dihantui Perbuatan Dosa Di Masa Lalu?

Bagaimana Kalau Kita Dihantui Perbuatan Dosa Di Masa Lalu?

Tidak ada di antara kita, sebagai manusia, yang tidak pernah keliru dan berbuat dosa. Dosa apapun. Bahkan mungkin yang terhitung sebagai dosa besar. Entah membunuh, berzina dan sebagainya. Lalu kita bertobat. Memohon ampun kepada Allah. Kita percaya dan yakin dengan janji Allah bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha penyayang, dan dosa itu diampuni Allah. Namun ada yang rumit, bahwa perbuatan dosa itu tidak bisa hilang dari ingatan kita. Terngiang, terbayang, teringat ketika kita pernah melakukan kemaksiyatan itu. Bagaimana ini?

Karena kita sebagai manusia memang mempunyai daya ingat. Suatu perbuatan 'istimewa' yang pernah kita lakukan pastilah tidak akan mungkin tanggal begitu saja dari ingatan. Bahkan kadang-kadang ada dorongan dalam ingatan itu yang dibisikkan oleh setan, bahwa dosa yang kita lakukan itu ada 'nikmat'nya. Dan kita seolah-olah didorong-dorong untuk melakukannya lagi. Didorong oleh setan. Maka cepat-cepatlah beristighfar. Memohon kepada Allah agar kita dilindungi-Nya dari berbuat kesesatan lagi.

Firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 135 yang artinya; 'Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.'  Inilah salah satu tanda orang yang bertaqwa. Orang yang segera meminta ampun ketika dia terlanjur berbuat dosa, lalu berhenti dari melakukan perbuatan dosa itu.

Siapa yang tidak pernah berbuat kekeliruan, baik itu disengaja ataupun tidak disengaja? Tidak ada.  Umar bin Khaththab pernah melakukan kekejian ketika masih belum memeluk Islam, mengubur puteri beliau yang masih balita hidup-hidup. Diriwayatkan, bahwa setelah masuk Islam dan bahkan menjadi khalifah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau tidak bisa melupakan kekejian yang pernah beliau lakukan itu. Nabi Musa pernah membunuh seorang bangsa Qibti ketika dimintai bantuan oleh seorang Bani Israel yang berkelahi dengan orang Qibti tersebut. Nabi Musa menyadari kekeliruan beliau dan minta ampun kepada Allah. 

Maka janganlah berputus asa dari rahmat dan ampunan Allah. Segeralah bertobat kepada-Nya, memohon ampun atas dosa yang terlanjur kita perbuat. Lalu berusaha sekuat-kuatnya untuk menghindar dari melakukan dosa yang sama. Memang ingatan tentang dosa itu adakalanya menyentak ingatan kita. Tapi pada saat itu kembalilah beristighfar dan memohon perlindungan Allah.

****                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar