Jumat, 08 Desember 2017

Mengomel

Mengomel     


Siapa yang tidak pernah mengomel? Mengeluarkan kata-kata umpatan atau penyesalan dikarenakan rasa kecewa atas sesuatu? Meski tidak semua orang suka mengomel. Yang jadi sasaran omelan biasanya adalah orang yang status sosialnya di bawah si pengomel. Atau paling tidak si pengomel merasa bahwa dia lebih gagah dari yang diomeli. 


Kebiasaan mengomel sepertinya juga disebabkan masalah kejiwaan seseorang. Dia merasa bahwa dirinya sempurna dan orang lain selalu punya cacat. Nah cacat orang lain itu yang diomelinya. Seorang sekretaris di kantor minta tolong membelikan makan siang ke pesuruh kantor. Sang pesuruh datang terlambat karena di tempat membeli makanan dia harus antri. Begitu datang menyerahkan bungkusan makan siang bukannya dapat ucapan terima kasih malahan diomeli. Karena kelamaan. Nyata sekali bahwa sekretaris ini  termasuk golongan yang tidak pandai berterimakasih.

Ada nyonya rumah yang juga sangat suka mengomel. Yang sering jadi sasaran omelan biasanya adalah pembantu. Ketika pembantu membuat kesalahan biar sekecil apapun maka dia akan diomeli. Padahal si pembantu sudah bekerja maksimal sebatas kemampuannya. Kalau ada yang kurang beres dari apa yang dikerjakannya kan seharusnya disadari bahwa dia memang seorang 'pembantu'. 

Ada lagi kebiasaan mengomel yang lebih parah. Ketika si pengomel melampiaskan kekesalannya atas kesalahan seseorang yang disampaikannya kepada orang lain yang tidak ada sangkut-pautnya. Si A kesal karena merasa dikecewakan dan dirugikan oleh si B. Lalu dia mengomel panjang pendek tentang kekesalannya itu kepada si C yang kebetulan berada di dekatnya. Sementara si B sendiri tidak ada di sana. Ketika si C menasihati agar menahan omelan kekesalannya, si A malah mengomeli si C dan mengatakan bahwa dia membela si B. 

Bagi yang suka mengomel sebenarnya mereka harus menyadari bahwa omelan tidak akan pernah membantu menyelesaikan masalah. Jika bawahan anda membuat kekeliruan, jauh lebih bijak untuk mengajarinya, menunjukkan bagaimana seharusnya dia berbuat agar tidak salah, ketimbang memarahi dan mengomelinya.    

****             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar