Senin, 16 Oktober 2017

Modus Telepon

Modus Telepon   

Banyak di antara kita pernah mendengar seseorang minta dibelikan pulsa telepon dan membahasakan dirinya sebagai mama, papa, saudara dan entah siapa saja. Caranya dengan mengirim sms yang isinya minta diisikan pulsa nomor hp tertentu. Yang cukup lucu yang pernah aku baca, seorang 'ayah' yang minta hal yang sama, lalu dijawab oleh 'anak'nya, 'Lho, bapak kan sudah meninggal? Kok masih minta pulsa?' lalu dijawab, 'Eh, iya, ya,' Dilanjutkan lagi, 'Bapak jangan main hape melulu di sana, nanti dimarahin malaikat.' 

Nah, kali ini ada lagi permainan baru dengan hp. Bukan melalui sms tapi langsung menelpon. Beberapa kali aku menerima telepon dari orang yang tidak aku kenal tapi sok akrab. Bunyinya kira-kira sebagai berikut;

(Aku) Hallo.....  Assalamu'alaikum....

(Dia) 'Alaikum salam... Apa kabar nih? 

(A) Kabar baik.... Tapi maaf, ini dari siapa ya?

(D) Ini aku..... Lagi di mana sekarang?

Aku mulai agak bertanya-tanya, kalau-kalau ini dari seseorang yang tidak jelas.

(A) Lagi di rumah..... Maaf sekali lagi aku lupa, ini siapa sih?

(D) Ah.... mentang-mentang sudah makmur..... Sama teman akrab lupa..... Memang apa kesibukannya sekarang?

(A) Siapa bilang aku sudah makmur..... Tapi benar, aku ga ingat sama sekali suara ini.

(D) Teman di SMP dulu.... Sudah lama memang.... Coba diingat-ingat lagi....

Baiklah, kataku dalam hati. Akan aku uji.....

(A) Kamu dulu di SMP I Jambi juga?

(D) Iya..... aku dulu biasanya duduk di bangku di belakangmu.

Sebenarnya, sudah terjawab. Aku bukan sekolah SMP di Jambi....

(A) Oh iya.... aku ingat... dulu yang duduk di belakangku si Mansur.... Tapi ini pasti bukan dia.... Siapa ya...?

(D) Nah, itu sudah hampir ingat.... Aku sebangku dengan si Mansur.....

(A) Siapa ya..... tetap belum ingat....

(D) Aku, temanmu yang jadi polisi......

(A) Oh iya.... pertama aku tidak pernah sekolah di Jambi. Kedua aku tidak punya teman polisi..

(D) (memaki lalu mematikan hp).

___________________


Pada kesempatan lain aku menerima telepon yang mirip, kebetulan yang suaranya seperti suara teman yang aku kenal. Aku menyapanya dengan menyebut nama, dan sesudah itu dia menempatkan dirinya seolah-olah dia adalah orang yang aku maksud. Pembicaraannya tidak berpanjang-panjang, dia bercerita singkat bahwa sedang dalam kesulitan lalu langsung minta tolong diisikan pulsa juga. Tidak sekali juga dia menyebut namaku selama pembicaraan tersebut. Aku bertanya, apakah dia yakin mengetahui dengan siapa dia sedang berbicara. Dia jawab, 'dengan kamu, kan?' Aku tanya lagi, 'saya ini siapa menurut kamu?' Dia gelagapan, dan akhirnya mematikan hpnya. 

****                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar