Minggu, 17 Januari 2016

Perjalanan Waktu (2)

Perjalanan Waktu  (2)

Firman Allah dalam surah Al Ashr, yang artinya; 'Demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Yang saling berwasiat tentang yang haq (yang benar). Yang saling berwasiat tentang bersabar.' Demikian Allah mengingatkan kita, tentang pentingnya waktu. Yang kalau kita tidak pandai memanfaatkan maka niscaya kita akan rugi. Allah memberikan penggalan waktu yang sama setiap harinya untuk semua makhluk. Satu hari yang kita hitung terdiri dari dua puluh empat jam, lamanya sama untuk semua orang. Namun setiap orang menggunakan waktu itu dengan caranya masing-masing. Sebahagian besar menyibukkan dirinya dengan urusan dunia dan sebahagian yang lain memanfaatkan waktunya untuk mempersiapkan kehidupan akhiratnya.

Penggalan-penggalan waktu terus berlalu dan tidak pernah kembali. Apa-apa yang berhasil kita lakukan dalam waktu tertentu akan tercatat dalam sejarah hidup kita. Akan tercatat dalam kitab amalan yang ditulis oleh kedua malaikat Raqib dan 'Atid. Begitu pula sebaliknya setiap kegagalan atau kerugian yang kita alami juga akan menjadi catatan. Yang semua nanti akan diperhitungkan dan dimintakan pertanggungjawabannya.

Mari kita perhatikan bagian dari penggalan-penggalan waktu tadi untuk memahami firman Allah di atas. Dimulai dengan sebelum masuk waktu subuh. Ada orang yang bersegera bangun untuk beribadah kepada Allah, karena keimanannya. Dia berbuat amalan shalih, melakukan shalat malam. Lalu dia berangkat ke mesjid untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah, suatu amalan shalih. Dan dilanjutkannya mengisi waktunya dengan amalan-amalan yang lain. Dengan membaca al Quran. Dengan mendengarkan pengajian dan sebagainya. Semua itu akan dicatat oleh malaikat sebagai perbuatan baik. Pada waktu yang sama, ada orang yang masih tidur. Karena sebelumnya dia disibukkan oleh acara tv sampai larut malam. Masing-masing memiliki rentang waktu yang sama banyaknya. Tapi digunakan dengan cara yang berbeda. Padahal kesempatan di sebuah subuh itu tidak akan pernah kembali. Subuh besok adalah subuh yang lain.

Banyak sekali orang yang menyia-nyiakan waktu. Membiarkan waktunya terpakai untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Bahkan untuk berbuat dosa. Untuk mencari nikmat dunia, sementara yang mereka sebut nikmat itu sangat semu. Ada orang yang sanggup bergadang sampai lewat tengah malam untuk menonton pertandingan bola di Eropah. Dipersiapkannya segala sesuatu untuk itu, mulai dari minuman dan cemilan agar dia terhindar dari rasa kantuk. Entah siapa yang bertanding, tapi katanya salah satunya adalah team favoritnya. Susah kita memahami kenikmatan apa yang sebenarnya dia peroleh ketika kesebelasan favoritnya menang. Apalagi kalau kesebelasan tersebut kalah. 

Memperhitungkan untung atau rugi dalam menggunakan waktu adalah untuk hasil yang akan kita peroleh nanti di akhirat. Dan kita juga diperintahkan untuk menghitung-hitung apa yang sudah kita persiapkan untuk itu. 'Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah. Hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (hari akhirat).....' (Surah Al Hasyr ayat 18). 

Hidup kita di dunia ini sangat singkat. Hanya dalam bilangan beberapa tahun atau puluh tahun saja. Yang nilainya bahkan jauh lebih singkat dibandingkan dengan waktunya akhirat. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya bahwa satu hari di akhirat setara dengan seribu tahun kehidupan dunia. (Surah As Sajdah ayat 5). Mudah-mudahan kita bisa lebih cermat dalam menggunakan waktu selama kita hidup. 

****                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar