Sabtu, 27 Agustus 2016

Kesukaan Mengarang

Kesukaan Mengarang

Sejak masih di SR dulu aku menyukai pelajaran mengarang dalam mata pelajaran Bahasa. Karena guru mengatakan karanganku bagus. Lalu akupun bersemangat. Mengarang cerita apa saja. Dengan tulisan tangan. Tapi karangan-karangan itu hanya sekedar untuk dapat nilai dari guru dan setelah itu terlupakan dan hilang. Tidak ada yang dibukukan dan disimpan. Waktu di SMP dan di SMA kebiasaan itu agak berkurang. Waktu jadi mahasiswa di Bandung kadang-kadang aku membuat cerita-cerita pendek, masih dengan tulisan tangan. Ada teman yang mengusulkan agar karangan itu diketik dan dikirim ke majalah atau koran untuk diterbitkan. Tapi aku tidak punya mesin ketik, Jadi, ya tidak pernah dikirim dan diterbitkan. Akhirnya kebiasaan mengarang terlupakan begitu saja. 

Baru setelah punya PC di rumah keisenganku untuk menulis muncul kembali. Aku rajin membuat cerita-cerita pendek dan biasanya kukirimkan ke mailing list Rantau Net, sebuah perkumpulan urang-urang awak. Banyak yang menyukai tulisan-tulisan itu dan menyarankan agar aku membukukannya. Kebiasaan mengarang cerita berkembang menjadi cerita 'panjang', ketika aku mengamati ada peristiwa-peristiwa yang pantas untuk diceritakan. Tulisan panjang yang pertama berjudul Sang Amanah

Tapi untuk menerbitkan ternyata tidak mudah. Tidak ada penerbit yang mau menerima. 

Aku meneruskan  menulis cerita yang lain dan kembali hanya jadi konsumsi Rantau Net. Suatu ketika ada seorang teman yang memperkenalkanku dengan pemilik sebuah percetakan. Percetakan ini yang menerbitkan novelku yang pertama berjudul Anak Manusia Korban Politik. Buku ini dicoba memasarkannya ke toko-toko buku besar. Dan ternyata tidak laku. Kenapa? Ya, karena sebuah karya seseorang tak dikenal. Tanpa iklan, tanpa sponsor. Sepertinya hanya karena alasan sederhana begitu. Padahal, menurut beberapa orang yang telah membacanya, cerita ini bagus dan mengharukan. 
 
Aku terus juga menulis. Cerita-cerita pendek dan novel. Tidak diterbitkan juga tidak apa-apa. 

Maka lahirlah Derai-derai Cinta yang sudah ditulis sekitar empat tahun yang lalu. Dan beberapa cerita pendek lain. Tetapi memang sejak dua tahun belakangan ini minatku untuk menulis jauh berkurang. Lalu ada yang menyarankan untuk menerbitkan sendiri karangan-karanganku tersebut dan bahkan memperkenalkan percetakan yang biasa melayani cara penerbitan seperti ini. Inilah yang sedang kulakukan.  

Pulang Kampung adalah judul untuk kumpulan 25 buah cerita pendek yang ditulis sejak tahun 1990an sampai tahun 2010. 25 buah cerita yang menurutku paling baik untuk digabungkan dalam buku ini di antara cerita-cerita pendek yang aku tulis.  
Derai-derai Cinta dan Pulang Kampung sedang dalam proses untuk terbit. 


****
                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar