Senin, 23 Mei 2016

Berpandai-pandai Menjaga Hubungan Di Tengah Keluarga

Berpandai-pandai Menjaga Hubungan Di Tengah Keluarga  

Sebuah keluarga bisa hancur berantakan, suami isteri bercerai karena suatu sebab sederhana, buruknya komunikasi di tengah-tengah keluarga. Salah satu atau bahkan mungkin kedua anggota pasangan itu sama-sama ego, sama-sama tidak mau mengalah, dan terlalu banyak disibukkan oleh urusan pribadi. Mereka sering terlibat dalam percekcokan. Akhirnya mereka terpaksa bubar jalan alias berpisah alias bercerai. Penyebabnya apalagi kalau bukan ketidak-harmonisan dalam hubungan kekeluargaan. 

Sebuah rumah tangga seyogianya dibangun di atas dasar kasih sayang dan saling menghargai. Suami mencintai istri, dan menghormati status istri sebagai orang yang berada di bawah tanggung-jawabnya lahir dan batin. Begitu pula sang istri harusnya mencintai dan menghormati suaminya sebagai pemimpin di dalam rumah tangga. Masing-masing seharusnya saling percaya mempercayai. Saling amanah. Dan memahami posisi dan tanggung jawab masing-masing. Suami bertanggung jawab mencari nafkah untuk dinikmati bersama semua anggota keluarga. Istri bertanggung jawab memelihara keserasian dan kedamaian rumah tangga serta melayani suami dengan sabar dan bijak.

Jika suami tidak amanah, dia lebih banyak menikmati kehidupan pribadinya sendiri dan melalaikan urusan rumah tangganya, mengabaikan perhatian terhadap anggota keluarganya, maka ini boleh jadi merupakan awal dari malapetaka sebuah rumah tangga. Ada suami yang seperti itu. Hari-harinya disibukkan dengan pekerjaan rutin di kantor, di sambung dengan acara bersantai-santai dengan teman-teman di tempat-tempat hiburan. Hari libur diisi dengan olah raga berjamaah dengan teman-teman pula yang dilanjutkan pula dengan acara hura-hura lain. Kepulangannya ke rumah, kadang-kadang hanya sekedar untuk ganti pakaian. Dia hampir-hampir tidak perduli dengan urusan anak-anak dan istrinya. 

Begitu pula ada istri yang tidak amanah. Hari-harinya diisi dengan aneka kegiatan yang tidak ada sangkut-pautnya dengan rumah tangga. Dia sibuk dengan arisan, reunian, kumpul bareng teman-teman satu kelompok. Dia selalu hadir di tengah kegiatan berkumpul-kumpul dengan teman-temannya yang aneka macam judulnya. Sebagian sepertinya merupakan kegiatan sosial. Berkunjung ke panti Anu, ke rumah sakit Itu, ke rumah Yatim, bahkan ke acara pengajian dan sebagainya. Tapi urusan pengaturan rumah diserahkan bulat-bulat kepada si pembantu. 

Jika ada suami atau istri atau kedua-duanya berprilaku seperti contoh di atas, maka meranalah hubungan kekeluargaan. Kalaupun masih terlihat hubungan baik antara suami dengan istri, boleh jadi hal itu hanya sekedar basa-basi saja lagi. Karena pada dasarnya masing-masing tidak perduli dengan pasangannya. Dan dalam kondisi seperti ini yang paling menderita biasanya adalah anak-anak. 

Oleh karena itu, kenalilah diri anda sendiri. Berprilakulah seperti diri anda sebagaimana mestinya. Jika anda seorang suami, jadilah suami yang bertanggung jawab dan amanah. Begitupun, jika anda seorang istri, jadilah istri yang bertanggung jawab dan amanah pula. Dengan demikian mudah-mudahan akan terbina hubungan keluarga yang harmonis. Yang sakinah. 

****                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar