Senin, 12 Februari 2018

Pelaksanaan Shalat

Pelaksanaan Shalat 

Alhamdulillah aku sempat shalat berjamaah di mesjid Namirah di komplek perumahan anak menantuku tinggal. Shalat subuh, zhuhur dan maghrib. Shalat di mesjid ini hampir rutin setiap hari selama di Balikpapan beberapa hari ini. Sempat pula shalat maghrib di mesjid Baitul Mubarak di belakang kantor Total di jalan Bunyu. Mesjid tempat aku dulu shalat rawatib sebelum pindah ke Jakarta, dua puluh lima tahun lebih yang lalu. Dan di mesjid Istiqamah dekat lapangan Merdeka. Mesjid pusat kegiatan Yayasan Ar Rahman.
 
Di ketiga mesjid itu jumlah jamaahnya lumayan banyak, lebih dari tiga shaf. Dengan ukuran shaf yang berbeda tentu saja. Di mesjid Namirah pernah sampai lima shaf di waktu subuh dan tujuh shaf di shalat maghrib. Di mesjid Baitul Mubarak kami shalat maghrib hari Sabtu sore, ada  empat shaf. Menurut menantu, di hari-hari kerja di saat shalat ashar jamaahnya yang terdiri dari karyawan Total (sekarang Pertamina Mahakam) bisa meluber sampai ke teras mesjid. Mesjid Istiqamah adalah yang paling besar. Kami shalat maghrib di sana tadi malam, ada empat shaf mungkin dengan hampir dua ratus jamaah.

Shalat di ketiga mesjid ini sangat berkesan karena dipimpin imam-imam yang sangat fasih dengan bacaan yang tartil. Aku merasa bahwa imam-imam tersebut (yang rata-rata masih muda) adalah para penghafal Al Quran. 

Ada kesamaan pelaksanaan shalat di ketiga mesjid ini. Imam tidak menjaharkan bacaan bismillah di awal Fatihah. Di mesjid Namirah tidak ada doa qunut di waktu shalat subuh. Tidak ada zikir dengan suara yang keras sesudah shalat. Pelaksanaan shalat seperti ini persis sama seperti yang kami lakukan di mesjid komplek kami di Jatibening. 

Dulu selama bertahun-tahun aku menjaharkan bacaan bismillah ketika mengimami shalat. Sampai suatu ketika, sesudah terlebih dahulu menjelaskan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, yang mana beliau ini (Anas bin Malik) menyebutkan bahwa beliau shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi  wa sallam, di belakang Abu Bakar, di belakang Umar bin Khaththab dan di belakang Utsman bin 'Affan, tidak satupun di antara beliau-beliau ini menjaharkan bacaan bismillah. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. 

Sejak beberapa tahun yang lalu aku tidak lagi menjaharkan bacaan bismillah. Bukan karena latah, meniru-niru imam di Masjidil Haram atau di mesjid Nabawi, tapi karena mengimani hadits tersebut. Alhamdulillah, jamaah mesjid di komplek kami bisa menerimanya. 

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar