Kamis, 17 September 2015

MC

MC

Biasa jadi omongan di antara para pensiunan, ketika ada yang bertanya, apa saja kegiatan sekarang? Jawabnya, saya jadi MC. Kepanjangan dari kedua huruf itu adalah mengasuh cucu. Lebih tepatnya menggunakan waktu lebih banyak bermain dengan cucu. Memang bermain dan meluangkan waktu untuk cucu berbeda dengan ketika mengasuh anak-anak. Dengan anak-anak, adakalanya kita bisa marah sedangkan dengan cucu, ketika mereka dimarahi oleh orang tuanya (anak atau menantu) kita cenderung membela.   

Ini adalah waktunya kami (aku dan istri dengan bantuan si Bungsu) melakukan full MC. Seutuhnya menjaga dan mengasuh cucu-cucu yang ditinggal orang tuanya pergi melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci. Mereka tiga orang, terdiri dari si Kembar Rafi - Rasyid dan adiknya Rayyan. Si Kembar sudah duduk di klas 4 SD Jakarta Islamic School di Jati Waringin. Yang kecil, Rayyan sekolah di TKI Al Husna di komplek perumahan kami. 

Sehari-harinya, kami tinggal bersebelahan. Mereka tinggal di rumah yang posisinya di bagian depan dan kami di rumah sebelah belakang. Kedua rumah itupun dinamai dengan 'rumah depan' dan 'rumah belakang'. Anak-anak ini biasanya wira-wiri antara kedua rumah tersebut untuk bermain. Tapi jarang sekali ada yang mau menginap di rumah belakang kecuali kalau bersama-sama dengan bunda atau karena terpaksa. Yang terakhir ini misalnya ketika orang tua mereka pergi mengikuti manasik haji di luar kota selama dua hari.

Sekarang mereka terpaksa pindah ke rumah belakang. Tapi alhamdulillah, tidak ada masalah. Semua aman-aman saja. Untuk tidur mereka bertiga yang menetapkan akan tidur di kamar onti. Di kamar itu ada sebuah tempat tidur besar. Dan ditambah dengan kasur kecil. Tiga bersaudara tidur di tempat tidur besar dan onti mengalah tidur di kasur kecil. Mereka senang di kamar itu karena onti selalu banyak cerita pengantar tidur dan tidurnya bisa agak terlambat. Jam setengah enam, si Kembar dibangunkan untuk shalat subuh dan bersiap-siap. 

Sepulang dari mesjid inyiak dan nenek sibuk di dapur menyiapkan sarapan serta bekal untuk dibawa ke sekolah. Bekal yang dibawa itu ternyata untuk sarapan bersama karena siang harinya mereka makan dari kantin sekolah. Sudah dua hari berturut-turut membawa bekal nasi goreng buatan inyiak. Nasi goreng sosis ditambah telor matasapi. Ketika ditanya mau membawa bekal apa untuk hari kedua (tadi pagi), keduanya minta dibikinkan nasi goreng lagi. Ya, sudah. Hari ini dibuatkan lagi tapi diingatkan jangan tiap hari nasi goreng.

Mereka lalu diantar onti ke sekolah. Berangkat jam 6.20 dari rumah. Sebelum berangkat ke tempat kerjanya, onti pulang lagi mengurus Rayyan untuk mandi dan minum obat. Rayyan yang dalam keadaan kurang sehat tidak masuk sekolah minggu ini, jadi tinggal sama inyiak dan nenek di rumah. Semua mainan sudah dipindahsementarakan ke rumah belakang. Rayyan bisa main kereta api Thomas melalui rel berliku-liku, dengan inyiak. Atau memainkan gadget. Ipad inyiak sudah jadi seperti milik mereka bertiga. Penuh dengan bermacam-macam games / mainan. Tetapi memainkan Ipad harus diingatkan kapan mesti berhenti. Kalau tidak bisa berketerusan.

Rayyan bisa tidur siang kalau sudah kecapekan. Si Kecil ini aneh, kalau ditanya mau makan jawabnya selalu dia sudah kenyang. Kalau mau menyuruhnya makan tidak perlu ditanyai tapi langsung saja disuapi. Dengan cara ini tidak pernah ada penolakan. Nenek yang paling ahli menyuapinya.

Rafi dan Rasyid pulang sekolah jam 4 sore, sesudah shalat ashar berjamaah di sekolah. Hari ketika papa dan bundanya berangkat, inyiak yang menjemput mereka. Tapi kemarin dan tadi mereka dijemput onti. Sampai di rumah, mandi dan setelah itu langsung minta makan. Makan apa adanya dan tidak mesti nasi. Soalnya kata mereka makan di kantin sekolah tidak kenyang. Selanjutnya bermain sampai waktu maghrib.

Inyiak selalu mengingatkan Rafi dan Rasyid untuk shalat berjamaah dan bergantian jadi imam. Keduanya sudah hafal juz amma secara utuh. Kadang-kadang mereka ikut shalat maghrib ke mesjid. Tapi lebih sering shalat di rumah.  

Kami makan malam sesudah shalat isya. Sambil bercanda di meja makan, dengan cerita tentang kejadian di sekolah hari ini. Alhamdulillaah, sampai sekarang, malam ketiga sejak papa dan bunda berangkat, keadaan aman-aman saja. Mudah-mudahan tetap demikian sampai seterusnya. 

****                                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar