Jumat, 13 November 2015

Pulang Kampung Melalui Jalan Darat (1)

Pulang Kampung Melalui Jalan Darat (1) 

Pemikiran ini timbul sejak dibawa menantu berjalan-jalan dengan mobil menempuh jarak jauh di Perancis beberapa bulan yang lalu. Melakukan perjalan jauh dengan mobil di negeri kita sendiri. Meski kondisi jalannya jelas sangat jauh berbeda. Menyetir ke kampung sudah pernah aku lakukan beberapa kali tapi itu sudah sangat lama. Yang terakhir tahun 2000. Tadinya perjalanan ini direncanakan setelah Hari Raya Aidil Fitri. Tapi waktu itu ada-ada saja halangannya. Dan akhirnya baru terlaksana pekan ini.  

Kami berangkat dari rumah di Jatibening hari Selasa tanggal 10 November, jam sembilan pagi. Kami bertiga saja, aku, istri dan puteri bungsu kami. Kami berencana untuk berjalan santai saja, hanya di siang hari. Etape pertama direncanakan sampai Kotabumi di Lampung. Udara cerah, dan jalan relatif lancar pagi itu. Hanya sedikit tersendat di tol kota antara Cawang dan Semanggi. Setelah itu benar-benar lancar. Kami sampai di Merak jam setengah duabelas dan langsung masuk ke kapal feri. Jam dua siang kami sudah sampai di Bakauheni. Dari sinilah perjalanan yang akan menempuh lebih dari seribu kilometer itu akan dimulai.

Seribu kilometer adalah jarak yang tidak heboh-heboh amat kalau  melalui jalan tol di Eropah sana, tapi di Sumatera kondisinya sangat jauh berbeda. Kita menyebutnya jalan lintas Sumatera, atau ada yang menyebut trans Sumatera. Ukuran jalan relatif kecil. Di beberapa bagian, untuk mendahului sepeda motor saja kita harus melewati sumbu jalan ke sebelah kanan. Meskipun ukurannya kecil tapi kondisi jalan di Propinsi Lampung sangat bagus nan mulus. Lalu lintas lumayan lancar antara Bakauheni dan Bandar Lampung tapi sedikit tersendat di jalan lingkar luar kota terakhir ini. 

Daerah Lampung sudah seperti Jawa saja. Nama-nama kampung dan kota banyak yang bernuansa Jawa. Di sepanjang perjalanan ini terlihat pemukiman yang sambung menyambung. Di jalan raya banyak sekali kendaraan terutama sepeda motor. Kita harus berhati-hati terutama dengan pengendara-pengendara sepeda motor ini. 

Kami melanjutkan perjalanan ke utara. Setelah berkendaraan lima jam lebih kami akhirnya sampai dengan selamat di Kotabumi, 200 km lebih dari Bakauheni. Sekitar 20 km sebelum kota ini kami berhenti untuk shalat maghrib di sebuah mesjid yang indah dan bersih. Kampung ini kelihatan makmur dengan rumah-rumah permanen dan bagus. Aku mendengar para jamaah mesjid ini berbahasa Jawa. Di Kotabumi kami langsung mencari penginapan. Ada sebuah hotel melati yang mendapat penilaian lumayan bagus dari informasi yang kami peroleh melalui internet. Namanya Graha Wisata, terletak di jalur lintas Sumatra. Di sana kami menginap malam itu. 


****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar