Senin, 01 Januari 2018

Berakhirnya Total Exploration Production Indonesie Di Mahakam

Berakhirnya Total Exploration Production Indonesie Di Mahakam   

Terhitung mulai hari ini, tanggal 1 Januari 2018, pengelolaan ladang-ladang gas dan minyak bumi di daerah Mahakam - Kalimantan Timur diserahkan Total (yang berkongsi 50 - 50 dengan Inpex) kepada Pertamina Hulu Mahakam. Berakhirlah kiprah perusahaan Total di blok tersebut yang sudah digarapnya selama lebih dari 40 tahun, dengan dua kali perpanjangan masa kontrak.

Seorang teman yang tahu bahwa aku adalah mantan karyawan (pensiunan) Total bertanya pendapatku tentang kejadian ini. Dia ingin tahu apakah pengalihan hak menggarap ladang-ladang minyak di Blok Mahakam dari Total ke Pertamina itu benar-benar akan membawa dampak positif untuk Indonesia. Sebuah pertanyaan yang sulit juga bagiku menjawab. Aku mencoba menjawab dengan hati-hati sebagai berikut.

Jika Pertamina mengusahakannya dengan profesional, seharusnya akan sangat positif bagi negara. Karena ladang-ladang gas dan minyak itu adalah ladang-ladang yang sedang berproduksi, diketahui besaran kandungannya, dan dikerjakan oleh tenaga-tenaga Indonesia (ex Total) yang ahli di bidangnya. Apakah tenaga kerja Indonesianya mampu? tanyanya pula. Saya yakin bahwa mereka mampu, jawabku.

Apakah tidak terlambat baru mengambil alih pengelolaannya sekarang, kalau begitu? lanjutnya lagi. Inipun sulit menjawabnya. Aku hanya memberikan contoh tentang Cina yang membuat persyaratan khusus dengan Total, ketika perusahaan ini mengelola daerah operasi untuk eksplorasi minyak di tahun 1980an di negeri itu. Hal ini diceritakan oleh rekan karyawan Total, orang Perancis 35 tahun lebih yang lalu. Persyaratan apa yang diajukan Cina? Cina mengijinkan Total jadi operator di daerah operasional tersebut hanya sampai tanggal 8 bulan 8 tahun 1988. Orang Cina mempercayai bahwa angka 8888 adalah angka keberuntungan. Untuk itu tenaga-tenaga ahli Perancis harus didampingi oleh tenaga ahli Cina sampai tanggal dan bulan tersebut. Sesudah itu pengelolaan daerah operasional itu akan diambil alih oleh Cina, meski tetap dengan berbagi hasil dengan Total sampai berakhirnya masa kontrak. Sepertinya Cina sukses besar dengan cara itu.  

Hebat sekali, katanya. Kenapa negeri kita tidak menirunya? tanyanya pula. Kalau itu aku tidak tahu, jawabku.

****          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar