Selasa, 27 Juni 2017

Berhasilkah Kita Mencapai Derajat Taqwa Selepas Ramadhan?

Berhasilkah Kita Mencapai Derajat Taqwa Selepas Ramadhan? 

Allah mengingatkan orang yang beriman untuk berpuasa di bulan Ramadhan agar setelah itu mereka menjadi orang yang bertaqwa. Orang-orang yang berimanpun patuh. Mereka jalankan ibadah puasa, menahan diri dari lapar, haus dan syahwat. Mereka tegakkan shalat dengan sebaik yang mereka bisa, berjamaah di awal waktu. Lalu di penghujung Ramadhan muncul pertanyaan untuk diri sendiri, apakah aku berhasil menjadi orang yang bertaqwa.    

Pertanyaan yang seharusnya bisa dijawab oleh yang bersangkutan sendiri. Mampukah dia memperbaiki dirinya dalam memelihara kepatuhannya kepada Allah sesudah selesai melalui latihan sebulan penuh di bulan Ramadhan. Di bulan puasa dikendalikannya hawa nafsunya, diperbaikinya cara beribadahnya. Lalu, setelah itu, mampukah dia mempertahankan pengendalian nafsu tadi itu. Mengendalikan dirinya agar tidak terjerumus kedalam kefasikan. Mengendalikan dirinya agar tidak melakukan hal-hal yang terlarang, apa juapun itu. Memelihara kepatuhan dan ketaatannya dalam beribadah kepada Allah. Tetap memelihara shalat di awal waktu dan hadir berjamaah ke mesjid untuk setiap shalat fardhu.   

Karena biasanya hal inilah yang sulit. Jamaah shalat subuh di hari kedua hari raya biasanya langsung menurun drastis. Banyak yang kelelahan akibat tertanduk hidangan hari raya, sehingga bangun subuh kesiangan. Dan kalau hari kedua bulan Syawal saja sudah terkulai lesu, hari-hari berikutnya biasanya jadi semakin lesu. Dan akhirnya, pencapaian (kalaupun berhasil) selama bulan Ramadhan rontok kembali. Tak terlihat bekasnya. Kalau itu yang terjadi, berarti derajat ketaqwaan yang jadi harapan di awal Ramadhan boleh jadi gagal diraih.  

Sebaliknya ada orang yang berusaha keras agar tetap istiqamah. Tetap berusaha mengendalikan dirinya dari berbagai godaan. Godaan yang memang semakin gencar saja datangnya. Mungkin karena setan yang dibelenggu selama Ramadhan, waktu dibebaskan Allah dari belenggunya, mengamuk mempengaruhi mereka-mereka yang sudah bersusah payah mengendalikan diri itu. 

Pengendalian diri adalah tujuan utama dari pelatihan selama Ramadhan. Pengendalian diri untuk menghindar dari bermaksiat. Dan pengendalian diri untuk menjaga kepatuhan. Kalau ini berhasil, mudah-mudahan kita sudah mencapai derajat taqwa.

****                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar