Senin, 14 September 2015

Mereka Berangkat Menunaikan Ibadah Haji

Mereka Berangkat Menunaikan Ibadah Haji 

Alhamdulillaah, tahun ini si Sulung akan pergi menemani suaminya melaksanakan ibadah haji ke Baitullah. Kesempatan ini benar-benar dengan kemudahan dari Allah Ta'ala. Mereka yang tadinya dijadwalkan berangkat tahun 2017, tiba-tiba ditawari untuk berangkat tahun ini, karena ada jamaah yang seharusnya berangkat sekarang, tidak bisa pergi. Mereka bersyukur dengan kemudahan ini, karena waktu penantian jamaah untuk pergi menunaikan rukun Islam ini semakin panjang saja setiap tahun. Adikku yang mendaftar tahun 2014 kemarin baru akan bisa berangkat insya Allah nanti  tahun 2028 (14 tahun kemudian). 

Sejak mendapat kepastian akan ikut berangkat tahun ini, mereka berdua memberi tahu ketiga anak-anaknya, si Kembar Rafi dan Rasyid serta Rayyan. Tentu saja dengan memberi pengertian kepada mereka bahwa papa dan bundanya pergi menunaikan ibadah. Reaksi pertama anak-anak itu bermacam-macam, meski intinya sama. Kenapa mereka tidak diajak ikut. Rafi protes dengan mengatakan, 'Afi mulai hari ini ga mau senyum sama bunda sampai bunda pulang dari haji.' Tapi untunglah itu hanya gertakan saja. Rasyid lain lagi komentarnya. 'Bunda sama papa mah keenakan, entar nginap di hotel. Anaknya ditinggalin.' Soalnya mereka sudah punya pengalaman dibawa pergi umrah tahun 2012 yang lalu. Si Bungsu Rayyan justru terlihat lebih santai.

Namun dalam berjalannya waktu setelah diulang-ulang menjelaskan bahwa perjalanan ini bukan untuk bersenang-senang tapi semata-mata untuk ibadah, anak-anak itu akhirnya mengerti juga. 

Mereka akan berangkat dari rumah hari ini, Selasa 15 September. Ditawarkan sama Rafi dan Rasyid apakah mau melihat papa dan bundanya berangkat, tapi mereka menolak dan memilih untuk sekolah seperti biasa. Waktu tadi pagi diantar ke sekolah oleh papa dan bunda, Rafi biasa-biasa saja ketika berpamitan. Rasyid agak berbeda, dia sengaja tidak mau menoleh dan langsung pergi menuju kelasnya. Sepertinya Rasyid memang agak sedikit galau di saat-saat terakhir ini.  

Aku bisa merasakan bahwa si Sulung agak terharu untuk meninggalkan ketiga puteranya selama perjalanan haji. Mereka memang belum pernah berpisah lama. Beberapa pekan yang lalu, ketika mereka mengikuti manasik selama dua hari dua malam di Ciloto, anak-anak mereka tinggal dengan kami. Alhamdulillah tidak ada masalah. Tapi sekarang mereka akan pergi untuk 25 hari. Aku menasihati si Sulung dan suaminya agar tegar, dan berkonsentrasi untuk berangkat. Serahkan segalanya kepada Allah. Karena Allah adalah sebaik-baik tempat berserah diri.  Aku ingatkan bagaimana dulu kami juga meninggalkan mereka waktu kami menunaikan ibadah haji di tahun 1990. Saat itu si Bungsu baru berumur tiga setengah tahun. Mereka di tinggal dengan si mBok dan keluarga adikku di Balikpapan. Aku yang biasanya juga 'cengeng' ketika harus meninggalkan anak-anak untuk waktu lama, saat itu, alhamdulillah dengan izin Allah bisa tenang dan mantap selama berada di Tanah Suci. Dan dengan pertolongan Allah semuanya berlalu dengan aman.

Kami (aku, istri dan si Bungsu) akan mengurus ketiga anak-anak itu selama ditinggal orang tuanya. Mereka akan menginap di 'rumah belakang' (begitu mereka menyebutnya), dan akan tidur dengan Onti (aunty) di kamarnya. Semoga Allah memudahkan segala-galanya, baik untuk perjalanan si Sulung dan suaminya, begitu juga dengan anak-anaknya yang ditinggal dengan kami. Mudah-mudahan mereka mendapat haji yang mabrur. Aamiin.

****                                    

1 komentar: