Jumat, 29 April 2016

Bagaimana Menyampaikan Simpati Kepada Non Muslim Yang Meninggal

Bagaimana Menyampaikan Simpati Kepada Non Muslim Yang Meninggal   

Suatu ketika di saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang duduk-duduk dengan para sahabat, lewat rombongan orang Yahudi yang sedang menggotong mayat menuju ke pemakaman. Beliau berdiri, dan para sahabat mengingatkan bahwa itu adalah orang Yahudi. Beliau menjelaskan bahwa bukankah yang diusung itu manusia juga. Artinya kita boleh menunjukkan simpati kepada manusia yang sudah meninggal sampai batas tertentu. Batas tertentu, artinya kita tidak ikut upacara agama sebelum penguburannya, tidak ikut mendoakannya. Yang terakhir ini yang paling penting. 

Kepada anggota keluarga yang meninggal kita boleh mengucapkan ikut berduka cita sebagai tanda kita bersimpati. Tapi sekali lagi cukuplah dengan ungkapan sederhana. Karena dalam kenyataannya, terutama di era sms sampai BBM sampai Whatsapp seperti sekarang ini, kita sangat mudah menyampaikan rasa belasungkawa. Dan biasanya lagi, ketika satu orang mengirim pesan duka cita yang lain akan menyusul mengirim pesan yang sama dengan caranya masing-masing. Yang mengherankan adalah pesan itu diiringi dengan doa yang bahkan ditutup dengan Aamiin. Misalnya, untuk si Fulan yang beragama Nasrani yang meninggal, dikirim pesan; 'Ikut berduka cita dengan meninggalnya saudara Fulan. Semoga almarhum beristirahat dengan damai di sisi Nya.' Dan ada yang lebih indah lagi dengan ungkapan; 'Semoga damai dan bahagia di surga bersama Nya. Aamiin.' Ungkapan-ungkapan seperti ini sebenarnya dipengaruhi pesan duka cita dari umat Nasrani. Mereka biasanya menganggap bahwa orang yang meninggal itu sudah pulang ke rumah Tuhan di surga.  

Padahal menurut Islam tidaklah mudah untuk masuk surga. Seseorang yang meninggal maka ruhnya akan ditempatkan di alam barzah atau alam kubur. Di sana dia sudah mulai diadili atas segala amal perbuatannya di dunia. Pada hari kiamat nanti semua manusia akan dibangkitkan dan dikumpulkan di suatu tempat (padang mahsyar namanya) untuk diperiksa dan diadili atas setiap perbuatan baik dan perbuatan jahat yang dilakukannya selama hidup di dunia. Sesudah semua amal perbuatannya dihitung maka di antara mereka ada yang akan masuk surga dan ada yang akan masuk neraka. Yang akan masuk surga adalah yang meninggal dalam keadaan beriman kepada Allah serta tunduk dan patuh kepada perintah-Nya. Orang yang meninggal dalam keadaan seperti itu disebut husnul khatimah. Kehidupannya berakhir baik dalam aturan dan keridhaan Allah.  
 
Untuk sesama Muslim yang meninggal kita boleh menyampaikan harapan, kiranya yang bersangkutan meninggal dalam husnul khatimah. Atau memohon agar dosa-dosanya diampuni Allah. Tapi kita tidak bisa memastikan bahwa dia akan menjadi penduduk surga. Artinya tidak pantas kita mengatakan, semoga almarhum beristirahat dengan tenang di surga. Karena ada proses panjang yang harus dilalui sebelum seseorang itu  ditempatkan di surga Allah. 

Dalam shalat jenazah kita memintakan ampun kepada Allah untuk si mayit. Kita minta agar Allah mengasihaninya, memaafkannya dan melindunginya dari siksa api neraka. Dan yang kita shalatkan tentu saja hanya sesama umat Islam. Allah Yang Maha Menentukan, siapa yang akan diampuni-Nya dan akan dimasukkan-Nya ke surga. Dan Dia pula yang menetapkan siapa yang akan menjadi penghuni neraka. 

****                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar