Minggu, 31 Desember 2017

Hamizan Dan Fathimah Pulang Kampung (6, habis)

Hamizan Dan Fathimah Pulang Kampung (6, habis)       

Sawahlunto dahulu dikenal sebagai kota batubara. Sepertinya kota ini dahulu lahir karena aktifitas penambangan di tahun 1800an. Luas kota mula-mula hanya sekitar 5 km persegi, dalam sebuah lembah, seperti sebuah kuali memanjang. Di area itu bertumpuk perkantoran, pertokoan, pasar, rumah sakit, perumahan rakyat, barak tempat tinggal pekerja tambang. Tambang itu sendiri terakhir dikenal sebagai PT TBO alias PT Tambang Batubara Ombilin. Sekarang PT itu sudah 'mati' karena sejak era reformasi penambangan batubara dikelola oleh masyarakat tempatan, yang menambang di tanah-tanah ulayat mereka. Waktu aku mengerjakan tugas perpetaan untuk thesis selama 4 bulan di tahun 1978 kami (7 orang) 'menompang' di mess milik PT TBO dan ketika itu PT ini masih sedang jaya-jayanya. Jadi aku punya jugalah sedikit kenangan di kota ini.

Hari Kamis pagi sesudah check-out dari penginapan, kami mengunjungi bukit Cemara, untuk memandang lembah Sawahlunto asli. Bukit yang tadinya bagian dari fasilitas PT TBO ini sekarang oleh pemerintah kota dijadikan taman rekreasi. Sebenarnya ada objek-objek lain di kota ini sebagai peninggalan kegiatan tambang, tapi kami tidak punya cukup waktu untuk mengunjunginya. Jam sebelas kami meninggalkan Sawahlunto, ditemani rombongan nenek N dan inyiak R untuk mampir di warung sate di Silungkang. Sesudah makan sate kami berpisah untuk melanjutkan perjalanan ke Padang.

Perjalanan ke Padang sangat lancar sampai ke Indarung. Tapi dari Indarung memasuki kota Padang lalulintas macet. Tujuan pertama di Padang adalah tempat makan es durian di daerah Pondok. Ada beberapa buah lapau es durian berdekatan, tapi hanya satu yang ramai pengunjungnya. Kamipun merapat ke tempat yang ramai ini.  

Selanjutnya kami menyeberangi jembatan Siti Nurbaya menuju ke pantai Ayia Manih. Cuaca sore ini sangat cerah. Di pantai ini cukup ramai. Begitu sampai Izan tersenyum melihat banyak motor ATV sewaan. Izan dan Fathimah ditemani ayah mereka menikmati mengendarai motor tersebut di pantai yang landai dan bersih. Inyiak, nenek dan si Tengah menunggu saja sambil duduk-duduk menikmati kelapa muda. 

Sudah menjelang maghrib kami menuju hotel di daerah Pondok. Ini adalah malam terakhir dalam kunjungan ini. Besok pagi kami akan kembali ke Jatibening. Alhamdulillah bahwa Hamizan dan Fathimah menikmati kunjungan ini. Mereka bercanda dan ketawa-ketawa selama dalam perjalanan. Si Tengah dan suaminya juga cukup senang melewatkan acara yang lumayan padat. 

**** 

                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar