Jumat, 15 Juli 2016

Melayat

Melayat 

Kemarin sore aku membaca berita duka  melalui pesan WA. Seorang rekan mantan sekantor di Total dulu meninggal dunia sore hari kemarin. Namanya Djahar Indra. Beliau ini urang awak, beberapa tahun lebih tua dariku. Seorang yang sangat supel dalam bergaul. Departemen kerja kami berbeda. Aku cukup akrab dengannya, dan kalau bertemu kami saling berbahasa awak. Aku kadang-kadang dengan bercanda memanggilnya sebagai 'urang awak'. 'Baa kaba urang awak?' Dan dia memanggilku 'angku'. Beliau sudah cukup lama sakit.

Yang sangat aku sesalkan, sudah beberapa kali aku berniat mengunjunginya tetapi selalu saja ada halangan. Beberapa pekan yang lalu dia masuk rumah sakit MMC. Aku meneleponnya persis di hari dia diizinkan pulang. Aku minta maaf karena belum sempat melihatnya. Dia bilang tolong doakan saja. Karena sudah diizinkan pulang, bayanganku tentu kesehatannya sudah lebih baik. 

Ada beberapa orang di group mantan karyawan Total yang rutin saling sapa setiap pagi (bahkan di sepertiga malam terakhir) melalui WA, meski aku sendiri tidak termasuk di antara mereka, tapi ikut menyimak. Pak DI termasuk yang rajin menyapa.  

Sangat mengagetkan mendapat berita bahwa beliau sudah meninggalkan kita sore kemarin. Karena kali ini tidak ada berita bahwa beliau masuk rumah sakit lagi. Pak DI menghembuskan nafas terakhir di RS MMC sore kemarin.

Pagi tadi aku pergi melayat ke rumah duka di Cipinang Muara. Cukup banyak yang datang melayat. Bahkan ada seorang menteri kabinet, berpapasan denganku di jalan. Ini menunjukkan luasnya pergaulan almarhum. Dan banyak sekali karangan bunga berjejer-jejer di sepanjang jalan di depan rumah duka. 

Ada papan pengumuman bertuliskan bahwa pemakaman jenazah akan dilaksanakan jam sembilan pagi. Kelihatannya agak tertunda sedikit karena makamnya belum siap digali. Aku menanyakan apakah jenazah akan dishalatkan di mesjid yang dijawab, di rumah saja. Jam sembilan ada beberapa orang bapak-bapak bersiap-siap untuk melakukan shalat jenazah. Aku diminta mereka mengimami. Shalat jenazah terpaksa dilakukan berulang-ulang karena ruangan terbatas. 

Aku tidak ikut ke pemakaman karena ada keperluan lain.

Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa dan kekhilafan beliau, menerima amal ibadahnya. Allahummaghfirlahu, warhamhu, wa'afihi wa'fu'anhu.... Aamiin...

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar