Selasa, 22 September 2015

Semangat Berkurban Di Komplek Kami

Semangat Berkurban Di Komplek Kami 

Sesuatu yang sangat pantas dan perlu disyukuri, betapa semangat untuk berkurban di hari Aidil Adha oleh warga komplek perumahan kami makin meningkat, paling tidak sampai tahun ini. Untuk tahun ini ada 20 ekor sapi yang in sya Allah akan kami potong hari Kamis lusa, sedangkan jumlah kambing masih belum diketahui pasti. Jumlah sapi ini meningkat dari 16 ekor tahun yang lalu. Memang para pengurban lebih cenderung ikut berkurban sapi dibandingkan kurban kambing. Jumlah kurban kambing yang suatu saat pernah mencapai 40 ekor, tahun lalu hanya 15 ekor.

Aku perlu mengulangi bahwa komplek ini terdiri dari sekitar 200an buah rumah dan sekitar 85% warganya beragama Islam. Kami punya mesjid jami' ukuran sederhana di tengah komplek. Dengan jumlah jamaah aktif sekitar 50 - 60 orang. Jamaah aktif maksudnya yang secara teratur hadir shalat berjamaah. Di mesjid inilah kegiatan-kegiatan ibadah dilakukan, termasuk memotong hewan korban di pekarangannya.  

Jumlah 20 ekor sapi tahun ini adalah rekor baru. Memang ada di antaranya yang satu keluarga berkurban satu ekor sapi, bahkan ada beberapa keluarga yang melakukan seperti itu. Secara keseluruhan memang terjadi peningkatan peserta berkurban dari tahun ke tahun. Salah satu penyebab meningkatnya keikutsertaan warga mungkin karena kami berusaha melakukan ibadah berkurban ini sebersih dan setransparan mungkin.  Sejak dari penentuan biaya kurban, pembelian, pemotongan dan pembagian daging kurban kami kerjakan serapi mungkin. Di samping itu kami para jamaah mesjid melibatkan diri dalam bergotong royong di hari pemotongan. Meskipun demikian kami memerlukan tenaga trampil khusus untuk memotong sapi. Tenaga seperti ini dibayar. Jadi biaya kurban yang harus disetor setiap peserta mencakup biaya operasional dan biaya untuk konsumsi.

Masing-masing pengurban sapi menerima segumpal daging seberat 2 kg, sedangkan pengurban kambing mendapat satu paha belakang kambing. Dan setiap pengurban juga mendapat dua buah kupon (untuk dua kantong daging kurban) yang boleh diserahkannya kepada siapa yang diinginkannya. Sisanya, dibagikan kepada masyarakat di sekitar komplek (yang sebelumnya didata dan diberi kupon) serta semua yang ikut  bergotong royong, termasuk tukang potong sapi. Tahun lalu kami membuat 1600 kantong berisi daging berikut jeroan dan tulang dengan berat setiap kantong sekitar 2.5 kg. Tahun ini rencananya akan kami buat 1700 kantong. 

Semua bagian yang bisa dibagi kami masukkan ke dalam tumpukan untuk dibagi, termasuk jeroan, lidah, otak dan buntut. Yang tidak dibagi hanyalah kaki dan kulit. Kulit yang pernah pula suatu saat kami potong-potong dan dibagi-bagi, tapi ternyata jadi tidak bermanfaat, akhirnya kami sepakati boleh dijual dan uangnya diserahkan ke pesantren. Kaki-kaki sapi dibagi kepada yang mendaftar untuk mendapatkannya. Alhamdulillah semua bisa berjalan dengan tertib.

Untuk konsumsi para pekerja gotong royong, ibu-ibu anggota majelis taklim menyiapkan makanan yang sama sekali tidak melibatkan daging kurban.   

Mudah-mudahan ibadah kurban kami diterima Allah Subhanahu wata'ala.  

****        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar