Kamis, 20 April 2017

Millau

Millau   

Kota kecil itu bernama Millau (dibaca Miyau oleh orang Perancis). Keluarga menantu sudah yang ketiga kalinya berkunjung ke sini. Apa yang istimewa di sini? Ada bangunan sebuah jembatan 'raksasa' di atas sebuah lembah. Jembatan yang tertinggi di dunia, membentang melintasi sebuah lembah sepanjang 2460m. Ada 7 buah pillar yang menyangga jembatan ini. Pillar yang paling tinggi setinggi 343m dari tanah (lebih tinggi dari menara Eiffel di Paris) sementara yang paling rendah setinggi 87m. Jembatan ini dibangun dalam waktu 3 tahun antara tahun 2001 dan 2004.

Ketika kita berkendaraan di atasnya tidak ada yang istimewa rasanya, karena kita melintas di sepenggal jalan bebas hambatan yang mulus. Tapi kalau kita lihat kokohnya tiang-tiang raksasa serta bentangan jembatan itu dari bawah, bangunan itu memang memukau.

Begitu sampai di penginapan di hari Sabtu sore , kecuali pergi berbelanja ke sebuah pasar swalayan di pusat kota (aku sendiri tidak ikut) kami beristirahat saja. Hari Ahad pagi barulah kami pergi melihat-lihat. Melintas di viaduc de Millau, menuju tempat rekreasi yang sudah direncanakan si Tengah dan suaminya. Ke Velo Rail di St. Eulalie. Apa pula itu? 

Ternyata tempat berrekreasi mengayuh kereta di atas rel kereta api yang sudah ditinggalkan, dimulai dari sebuah stasiun. Ada kereta atau gerobak yang dapat dikendarai dengan mengayuhnya di atas rel. Dan banyak pula peminatnya. Ada sekitar sepuluh gerobak yang disiapkan pagi itu. Sebelum dimulai, kami diberi penjelasan terlebih dahulu oleh petugas.  Jarak yang ditempuh sekitar 5 km. Menanjak waktu berangkat dari stasiun. Setelah mendapat penjelasan seperlunya kamipun berangkat beriring-iringan. Waktu berangkat si Tengah dan suaminya yang mengayuh. Rel itu melintasi tiga buah terowongan. Sebuah terowongan (yang terakhir) cukup panjang dan gelap di dalamnya. Perjalanan itu berakhir di pinggir sebuah jalan, di mana rel itu ditutup. Sambungan rel di seberang jalan dibiarkan tertutup oleh semak belukar. 

ungaiWaktu kembali bergantian aku dan istri yang mengayuh. Baru aku sadar bahwa rel itu menanjak waktu pergi. Sekarang waktu kembali gerobak itu meluncur tanpa dikayuh. Justru sebaliknya harus agak direm. Sebuah atraksi yang mendebarkan juga, terutama ketika gerobak itu berlari kencang dalam kegelapan terowongan.
Sore harinya kami menyewa boat mengharungi sungai untuk melihat jembatan dari bawah. Sungai yang tidak dalam, bahkan di beberapa tempat berjeram. Boat itu dijalankan oleh seorang anak muda yang ramah. Dia bercerita tentang pekerjaan besar pembangunan viaduc de Millau. Dan katanya, diapun ikut bekerja di sana saat jembatan raksasa itu dibangun.  

Dia mengoreksiku ketika aku mengatakan, kenapa disebut viaduc, dan bukankah viaduc itu tempat mengalirkan air? No, katanya, yang anda maksud itu disebut aquaduc. Sementara viaduc adalah jembatan yang menghubungkan dua lembah.  

Perjalanan wisata yang menarik selama tiga hari sejak hari Sabtu.

****                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar