Jumat, 31 Juli 2015

Perjalanan Waktu (1)

Perjalanan Waktu (1)

Sering kita tersentak ketika menyadari cepatnya waktu berlalu dan mengatakan; Tiba-tiba sudah hari Jum'at lagi. Tiba-tiba sudah di akhir bulan lagi. Tiba-tiba sudah masuk bulan Ramadhan lagi. Atau waktu kita mengatakan, ini anakmu yang lasak sekali dan pernah jatuh di rumahku dulu, kan? Sudah kelas berapa sekarang? Padahal waktu anak itu jatuh  yang disebutkan sudah berlalu lima tahun lebih.  

Aku juga sering tersentak dengan kecepatan waktu berlalu. Cucuku yang bungsu, Fathimah, tiba-tiba sudah hampir setahun saja umurnya. Padahal baru kemarin kami melepas uminya berangkat ke Perancis dengan was-was karena dia sedang hamil besar. Dengan izin Allah dia selamat sampai di tempat suaminya bertugas di Pau. Tiga minggu kemudian si Upik itu lahir. Seperti baru kemarin rasanya.

Baru kemarin rasanya abang-abangnya lahir. Bahkan si Kembar Rafi dan Rasyid yang sekarang sudah kelas empat SD. Baru kemarin aku gendong mereka bergantian. Atau lebih jauh lagi, masih sangat segar dalam ingatanku ketika anak pertama kami, bundanya Rafi dan Rasyid, lahir di RSU Bukit Tinggi tiga puluh lima tahun yang lalu. Aku bahagia sekali saat itu karena sudah menjadi ayah.

Begitu seterusnya rentangan waktu yang sudah kujalani, menari-nari dalam kenangan yang sangat jelas. Baru seperti kemarin. Ketika aku menikah. Saat aku bertugas di Balikpapan. Ketika aku sekolah di Bandung. Dan sebelumnya di Bukit Tinggi dan di Rumbai. Dan di kampungku di Koto Tuo Balai Gurah. Padahal itu sudah berpuluh tahun yang lalu. 

Betapa cepatnya waktu berlalu. Usiaku sekarang sudah 64 tahun. Usia yang menurut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah usia rata-rata umat beliau. Alhamdulillah bahwa aku mencapai usia rata-rata umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Berapa tahun lagi jatah hidupku? Allah saja Yang Maha Mengetahui.

Maha Benar Allah dengan firman-Nya. 'Demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan rugi. Kecuali mereka yang beriman dan beramal shalih. Yang saling berwasiat tentang kebenaran. Yang saling berwasiat tentang kesabaran.' Allah bersumpah demi waktu yang bergulir dan mengingatkan bahwa betapa manusia dalam keadaan rugi ketika dia lalai dalam mempergunakan waktu untuk memelihara iman dan berbuat baik. Padahal masa hidup kita sebenarnya sangat singkat. Seperti yang kita rasakan ketika waktu itu kita rentang kembali ke belakang.

Aku memohon kepada Allah kiranya aku dibimbing-Nya agar dapat memanfaatkan sisa waktuku dalam iman kepada-Nya. Dan aku memohon agar kiranya aku dimatikan dalam keadaan berserah diri kepada-Nya. Mudah-mudahan Allah tidak membiarkan aku termasuk golongan yang dikatakan-Nya sebagai orang-orang yang merugi. Aamiin.

****
                              

Kamis, 30 Juli 2015

Beberpa Fakta Ilmiah Tentang Shalat (Dari Muslim Life Style)

Beberapa Fakta Ilmiah Tentang Shalat (Dari Muslim Life Style)

Shalat adalah sebuah ibadah wajib yang harus dilakukan oleh umat Islam, barangsiapa yang menjalankannya akan mendapatkan pahala dan barangsiapa yang dengan sengaja meninggalkannya maka akan mendapatkan dosa.

Perintah shalat diberikan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam setelah beliau miraj ke Sidratul Muntaha, di sana Rasulullah mendapatkan perintah shalat dari Allah Subhanahu wa ta'ala sebanyak 50 kali sehari pada awalnya, yang akhirnya menjadi 5 kali saja dalam sehari.


Mungkin banyak di antara orang-orang muslim yang menganggap bahwa shalat hanya sebuah ibadah wajib yang harus dilaksanakan, namun tahukah Anda bahwa dibalik ibadah shalat tersebut ternyata terdapat manfaat saat kita menjalankan ibadah tersebut.


Beberapa Fakta Ilmiah Tentang Shalat


Dan berikut ini adalah beberapa fakta ilmiah tentang manfaat dari shalat yang harus Anda ketahui:

1. Gerak Olahraga Terbaik

Dalam beberapa tahun terakhir di Perancis terjadi penyebaran penyakit Desk, dengan presentase 18 dari 20 warga Perancis terkena penyakit tersebut. Anehnya, para dokter yang menganalisa penyakit tersebut justru menganjurkan penderita untuk melakukan shalat sebagai terapi penyakit tersebut.

Kenapa? Karena diketahui secara medis dengan disiplin melakukan shalat setiap waktunya plus shalat malam, berdampak pada perubahan pada gerak otot dan hal ini mampu membangkitkan semangat baru pada tubuh, mengikis timbunan lemak di sekitar perut dan paha dan memperlambat efek-efek penuaan pada tubuh.

Bahkan, konsistensi shalat pun mampu menjaga bentuk ideal tubuh dan gerakannya serta mempercepat munculnya vitalitas tubuh secara non stop 24 jam setiap harinya. dengan demikian shalat adalah latihan yang paling mudah dan cocok dijadikan sebagai olah tubuh dalam menjaga kesehatan tubuh.

2. Sujud Bermanfaat Bagi Kesehatan

Setiap harinya, umat Islam bersujud minimal 34 kali dalam sehari. Bilangan tersebut dianggap sebagai bilangan yang tepat untuk meningkatkan aktivitas otot dan saraf tubuh serta menjaga keseimbangan antar sendi, khususnya tangan, paha, lutut dan kaki.

Dengan aktivitas sujud juga, peredaran darah dalam tubuh bisa berjalan dan bergerak dengan mudah dari atas ke bawah. Selain itu meningkatnya lipatan tangan mampu melancarkan peredaran darah dari atas pergelangan ke bawah hingga mampu mencegah infeksi yang umumnya menyerang pergelangan tangan.

3. Manfaat Wudhu Dalam Terapi Penyakit Kanker Kulit

Berbagai kajian yang berhubungan dengan faktor pemicu kanker kulit mengungkapkan bahwa faktor yang mendominasi munculnya kanker kulit adalah karena kulit banyak menyerap zat kimiawi; dan solusi terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghilangkannya dengan cara membersihkannya secara berulang kali.

Selain itu keringat dan lemak yang keluar dari pori-pori tubuh dan bercampur dengan debu pada umumnya mengandung zat kimiawi dan bakteri berbahaya. Jadi masih meragukan manfaat wudhu?

4. Shalat Mampu Menyembuhkan Rematik

Para ilmuwan dan juga para dokter mengungkapkan, salah satu cara untuk menyembuhkan rematik (khususnya pada tulang punggung) yang disebabkan ketidakseimbangan otot adalah dengan berolahraga. Berdasarkan saran dari dokter ini maka tidak ada solusi terbaik untuk menghindari rematik sejak dini kecuali dengan melaksanakan shalat 5 waktu secara konsisten, karena gerakan shalat adalah jenis gerakan terbaik yang mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik.

Gerakan yang dimaksud adalah gerakan rukuk, berdiri tegak dan sujud. Tentu saja gerakan itu adalah gerakan yang tuma'ninah (tidak tergesa-gesa) dan sebaiknya lebih lama. Gerakan yang dilakukan secara berulang tersebut merupakan terapi terbaik dan penyembuhan terhebat bagi siapapun yang menderita penyakit tulang dalam waktu yang cepat.

5. Manfaat Shalat Dengan Khusyu'

William Molton Marstein, seorang ahli psikolog pada majalah "Reader Digest" mengungkapkan bahwa kemampuan untuk memusatkan pikiran biasa dialami oleh setiap individu dalam kehidupannya. Misal, seorang pemimpin akan memusatkan pikirannya dalam menghadapi masalah.

Hal yang dapat menurunkan kemampuan memusatkan pikiran dan bahkan merusaknya adalah penyimpangan dan terlalu sibuk dalam menuruti hawa nafsu.

William juga mengungkapkan bahwa akal merupakan alat yang mengagumkan dan memiliki kemampuan yang sangat hebat jika difokuskan pada suatu titik.

Berkaitan dengan itu di Amerika dilakukan latihan berbicara kepada suatu obyek dengan menghadirkan hati dalam setiap kalimat yang diucapkan dengan tujuan meningkatkan semangat dan kekuatan untuk berkeinginan dalam beraktivitas.

Jika saja mereka tahu tentang shalatnya kaum Muslim. Dan harap dicatat: obyek yang dituju dalam shalat adalah Dzat Yang Maha Agung, tentu saja kekuatan yang didapatkan sangat jauh. Subhanallah

Akhir-akhir ini, muncul kontroversi hukum haram terhadap yoga. Banyak pro dan kontra atas isu tersebut. Saya tidak bisa melakukan justifikasi akan hukum itu.

Tapi, mengacu pada manfaat kekhusyukan dalam shalat serta temuan bahwa shalat mampu menghilangkan kekhawatiran dalam diri dengan menuju kepada Allah, Dzat Yang Maha Agung, lalu kenapa kita malah memalingkan diri dari shalat yang merupakan manifestasi yang dahsyat dan melakukan meditasi yoga? Sungguh tidak perlu diperdebatkan dengan menguras nalar.

"Sesungguhnya sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya" [QS Al-Mu'minuun ayat 1-2].

****

Rabu, 29 Juli 2015

Ketidakjelasan Harga BBM

Ketidakjelasan Harga BBM  

Sejak Jokowi jadi presiden, kebijaksanaan harga BBM berobah total. Harga jual BBM, terutamanya bensin tidak lagi disubsidi, tapi diserahkan kepada harga pasar dunia. Begitu konon. Meski akibatnya cukup mendera masyarakat awam karena naiknya ongkos transport, diikuti dengan kenaikan harga-harga bahan pokok, tapi alhamdulillah tidak terjadi gejolak. Tidak ada demo besar-besaran menolak kenaikan harga BBM. Entah karena masyarakat ikhlas atau karena mereka sudah malas untuk protes tidaklah kita ketahui. 

Yang menjadi tanda tanya bagi kita sebagai pengguna BBM adalah pernyataan pemerintah yang menyerahkan harga jual BBM kepada harga pasar dunia. Jujurkah pernyataan ini? Begini maksudnya. Sebelum Jokowi jadi presiden, jadi ketika harga bensin premium disubsidi, pertamax plus tidak pernah harganya melebihi Rp 13,000 perliter. Begitu juga dengan harga bensin di pompa bensin asing seperti Shell dan Total. Waktu itu harga minyak mentah US$ 110 per barrel. Oh, iya harga dollar ketika itu dikisaran Rp 10,000. Artinya, jika dibayar dengan dollar waktu itu, harga jual Pertamax plus adalah US$ 1.3 per liter. Tapi sekarang, ketika harga minyak mentah dibawah US$ 50 per barrel, harga Pertamax plus masih Rp 11,000 atau 82 sen dollar per liter. Jelas terlalu mahal.

Lebih tidak jelas lagi, sekitar dua bulan yang lalu harga minyak mentah sempat naik ke kisaran US$ 60 per barrel. Pemerintah buru-buru menaikkan harga BBM, baik premium maupun Pertamax. Premium dihargai Rp 7400 naik dari sebelumnya Rp 6600 dan sebelumnya lagi Rp 6100. Nah, sekarang harga minyak mentah dikisaran US$ 47, seperti yang diberitakan Bloomberg TV. Harga BBM tenang-tenang saja. Pemerintah hanya menjual produk baru dengan RON di atas premium tapi di bawah Pertamax biasa yang dinamai Pertalite dan dijual  Rp 8400 per liter.    

Kita dengar berita di tv bahwa pemerintah tidak berniat menurunkan harga jual BBM, meski harga minyak mentah terus anjlok. Inilah kehebatan pemerintah sekarang. 

Dan yang menambah keheranan kita, wakil-wakil rakyat di DPR pun tidak ada yang mempermasalahkannya. Saat ini bukan pemerintah yang mensubsidi harga BBM, tapi masyarakatlah yang mensubsidi pemerintah. Atau aku yang gagal faham?

****                        

Senin, 27 Juli 2015

Tukang Palak

Tukang Palak         

Ada oleh-oleh yang cukup menyesakkan dibawa oleh pengunjung Bukit Tinggi ketika mereka datang meramaikan kota itu di liburan Hari Raya baru-baru ini. Oleh-oleh kena palak. Atau kena pakuak. Secara harfiyah arti palak adalah kepanasan atau kegerahan. Seseorang yang kena palak merasa panas hati dan tidak nyaman namun tidak pula dapat menghindar. Sementara pakuak arti harfiyahnya adalah memotong dengan golok yang dihayunkan. Arti sesungguhnya dari ungkapan ini adalah disuruh membayar suatu belanjaan dengan harga lebih mahal dan tidak berpatutan.

Menurut cerita yang beredar di media sosial, ongkos parkir mobil di kota Bukit Tinggi ditagih Rp 20,000. Kalau ada yang mempertanyakan ongkos tersebut atau yang keberatan membayar sejumlah itu, diancam bahwa keselamatan mobilnya tidak dijamin. Padahal ongkos parkir yang ditetapkan Pemda Bukit Tinggi adalah Rp 2000 saja. Perlakuan tukang parkir seperti ini, menaikkan biaya parkir sampai 10 kali lipat jelas-jelas memalak. Memanaskan hati. Banyak orang yang membayar saja karena malas (atau takut?) berurusan dengan tukang parkir pemalak tersebut.

Lalu ada cerita tentang rumah makan yang memakuak pengunjung. Seperti biasa, di rumah makan Minang, entah kenapa, harga baru dihitung sesudah makanan terlanjur masuk perut. Ada rombongan lima orang yang disodori bon makanan yang baru disantapnya seharga Rp 800,000. Subhanallah. Makan apa mereka semahal itu?

Ada juga orang yang membela perlakuan memalak atau memakuak ini dengan alasan suasana hari raya. Biarlah sekali-sekali mereka makan pula uang orang rantau. Jadi ikhlaskan sajalah. Pernyataan seperti ini jelas tidak bisa dibenarkan. Berjual beli atau membayar ongkos sesuatu itu haruslah dengan cara yang wajar. Pedagang yang memakuak seperti itu terancam masuk neraka wail. Wailul lil muthaffifin....  Celakalah orang-orang yang curang. Begitu peringatan Allah dalam ayat-ayat awal surah ke 83.   

Pemerintah kota seharusnya jeli dengan perlakuan curang seperti contoh di atas. Tidak bisa berpura-pura tidak tahu saja. Kalau memang sudah ditetapkan biaya parkir Rp 2000, siapkan karcis parkir dan beri tanda pengenal petugas parkir. Kalau ada yang berbuat curang, meminta biaya lebih dari ketetapan petugasnya harus ditertibkan dan diberi sangsi. Dan masyarakat diingatkan agar tidak menerima saja ketika dicurangi. Yang mengancam-ancam bahwa keselamatan mobil tidak dijamin harusnya dilaporkan kepada polisi. 

Di kedai-kedai makan pemerintah kota bisa memerintahkan agar setiap kedai makan mempunyai daftar harga yang dipajang di dinding. Bukan sesuatu yang sulit untuk dilaksanakan kalau memang ada niat baik untuk memperbaiki citra. 

Pengunjung sebaiknya juga jangan mudah menyerah. Tidak perlu takut dengan ancaman. Satu ketika beberapa bulan yang lalu, kami parkir di Atas Ngarai. Waktu datang tidak ada petugas. Ketika akan berangkat, datang seorang berpakaian preman tanpa atribut apa-apa kecuali sempritan. Aku menyerahkan uang tiga ribu rupiah. 'Lima ribu, pak,' kata preman itu. Aku minta karcis parkir. Dia menyerocos bahwa di Bukit Tinggi ini, di mana-mana ongkos parkir lima ribu rupiah tanpa karcis. Kepalang heboh, aku minta tanda pengenalnya sebagai petugas parkir. Dia gelagapan. 'Kalau begitu ndak usah bayar,' katanya sambil berturo-turo.  'Kalau kau mau, ambil ini, kalau tidak ya sudah,' kataku menyodorkan 3000 rupiah. Uang itu diambilnya.

'Ngapain sih orang itu dilawan,' celetuk istriku. 

Ada pengalaman teman yang kena pakuak ketika makan di sebuah kedai nasi. Makan bertiga, masing-masing mengambil dua potong lauk serta minum es teh, lalu mereka ditagih Rp 320,000 rupiah. Angka yang agak aneh tapi jelas sangat mahal. Teman ini sadar bahwa dia kena pakuak, tapi dia tidak bodoh.

'Saya bayar pakai kartu kredit saja ya, kebetulan tidak ada uang kontan sebanyak ini. Tapi sebelumnya minta bon dengan rinciannya, ya,' katanya. 

Orang kedai bingung sebentar. 

'Maksudnya bagaimana pak?' tanyanya.
 
'Buatkan saya bon. Tulis berapa harga sepotong ayam, sepotong rendang, sepotong gulai tunjang. Begitu juga segelas es teh.'

Akhirnya petugas kasirnya datang dengan kertas bon dan menghitung kembali. Sepotong ayam harganya Rp 20,000, rendang Rp 18,000, tunjang 18,000. Nasi dan nasi tambah untuk bertiga Rp 24,000, sayur Rp 10,000. Teh es Rp 10,000 segelas. Jumlah semua Rp 149,000.  Harga-harga itupun sebenarnya sudah lebih mahal dari biasanya. Tapi jumlahnya jelas bukan Rp 320,000 seperti yang disebut petugas mula-mula. 

Kebiasaan memalak atau memakuak ini sememangnya harus ditertibkan. Dan yang paling berwenang menertibkannya adalah pemerintah kota.

****      

Selasa, 21 Juli 2015

Berhasilkah Kita Meningkatkan Ketaqwaan?

Berhasilkah Kita Meningkatkan Ketaqwaan?      

Telah berlalu bulan Ramadhan 1436 H. Telah tercatat semua amalan yang kita perbuat. Baik amalan shalih maupun amalan salah. Selama Ramadhan dan bahkan sebelumnya. Semua sudah tertulis rapi dalam catatan malaikat Raqib dan 'Atid. Yang nanti akan diperlihatkan kepada kita di hari perhitungan. Bahkan kita akan disuruh membacanya sendiri, menghitung, berat mana nilai kebaikan yang kita perbuat dan nilai keburukan yang kita lakukan. Itulah hari pengadilan yang seadil-adilnya, yang tidak suatu apapun dapat disembunyikan dan didustakan. 

Di awal Ramadhan, atau bahkan beberapa hari sebelumnya, ketika kita diingatkan para ustadz untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan agar kita menjadi orang yang bertaqwa. Diterangkan pula arti dari taqwa, bahwa hanya dengan berbekal ketaqwaan saja kita akan selamat kelak di akhirat dari ancaman siksa Allah. Hanya dengan berbekal ketaqwaan saja kita akan memperoleh keridhaan Allah dan kemudian Allah akan memasukkan kita ke dalam nikmat surganya. Ke dalam jannatun na'iim. Surga yang penuh nikmat. 

Dan kita mengangguk-angguk sendu mendengar ceramah para ustadz. Kita ikut memasang niat dan harapan agar kita berhasil dalam menjalani ibadah puasa Ramadhan untuk meraih derajat taqwa itu. Tentu saja kita berharap agar Allah ridha dengan amalan-amalan kita di bulan Ramadhan. Meski sebahagian dari kita, masih di bulan Ramadhan sudah tersandung. Tersandung oleh kesibukan kita menyiapkan perayaan Hari Raya dengan menghabiskan waktu di mall-mall. Lalu terlalai dengan ibadah. Terlalai dari mengerjakan shalat di awal waktu. Terlalai dari melaksanakan shalat di malam hari. Atau ada yang sibuk mempersiapkan dan melaksanakan perjalanan panjang, mudik, di hari-hari terakhir Ramadhan. Dengan segala perjuangan dan resikonya.

Itu sebahagian dari kita. Masih ada sebahagian lain yang masih berusaha kukuh menjalani Ramadhan itu seutuhnya. Dengan imaanan wahtisaban. Dengan dasar iman dan penuh keberhati-hatian. Dan alhamdulillah berhasil. Berhasil sampai ke penghujung bulan. Apakah golongan ini berhasil meraih derajat taqwa? Atau lebih bertaqwa dari sebelum menjalani bulan Ramadhan?

Ada beberapa parameter untuk sekedar mengajuk diri kita masing-masing. Seberapa berhasil kita memperbaiki diri kita dengan melaksanakan puasa Ramadhan dan segenap ibadah lain di dalamnya. Selama Ramadhan kita berpuasa dengan bersungguh-sungguh. Kita pelihara lisan dan panca indera kita agar tidak terlibat dalam dosa. Dari dosa ghibah, dosa mengatakan kebohongan, dosa kemaksiatan dan sebagainya. Kita juga berusaha menjalankan shalat kita berjamaah di mesjid di awal waktu. Kita datangi setiap panggilan azan dari mesjid yang terdekat. Kita rajin berinfaq dan bersedekah. Kita santuni orang yang dalam kesulitan. Itulah lebih kurang rangkaian usaha yang kita coba selama bulan puasa.

Nah sekarang, setelah Ramadhan berlalu, seberapa banyak dari latihan beramal shalih itu yang mampu kita pertahankan. Masihkah kita mampu menjaga lisan dan panca indera kita agar tidak terjerumus ke dalam dosa? Masihkah kita mampu menjaga shalat kita berjamaah di mesjid di awal waktu? Masihkah kita rajin bersedekah? Masihkah kita perduli dengan kesulitan saudara kita? Seandainya jawabannya 'iya' untuk semua pertanyaan ini, bolehlah kita berprasangka baik terhadap diri kita bahwa latihan selama Ramadhan telah berhasil memperbaiki diri kita. Mudah-mudahan kita lebih bertaqwa, dengan izin Allah.  Alangkah sayangnya seandainya jawabannya 'tidak'. 

Wallahu a'lam.

****                                    

Senin, 20 Juli 2015

Nikmatnya Mendapat Hidayah

Nikmatnya Mendapat Hidayah   

Apakah yang dimaksud dengan hidayah? Hidayah adalah petunjuk dari Allah Ta'ala yang mengarahkan seseorang kepada mendapatkan keridhaan Allah. Lalu apa pula arti dan manfaat dari keridhaan Allah? Keridhaan Allah artinya perkenan Allah atas seseorang yang dengan perkenan-Nya tersebut orang itu terbebas dari kemurkaan Allah. Manfaat dari keridhaan Allah adalah jaminan Allah bahwa dia, seseorang itu, akan mendapatkan karunia berupa nikmat yang sangat besar kelak di hari pembalasan. Dia akan terbebas dari hukuman dan siksaan api neraka. Yang terakhir ini adalah balasan Allah bagi mereka-mereka yang mendapatkan kemurkaan Allah, karena dosa dan kesalahan yang mereka perbuat selama hidup di dunia. 

Lawan dari hidayah adalah kesesatan. Orang-orang yang tidak mendapat hidayah, adalah orang-orang yang tersesat dan dibiarkan dalam keadaan seperti itu oleh Allah Ta'ala. Allah memberi hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan membiarkan tersesat siapa yang dikehendaki-Nya. Siapa yang mendapat petunjuk atau hidayah dari Allah tiada siapapun yang akan dapat menyesatkannya. Sebaliknya siapa yang dibiarkan tersesat oleh Allah tiada siapapun yang akan dapat menunjukinya. Memberi petunjuk seseorang dan membiarkan tersesat seseorang adalah hak dan kekuasaan Allah semata.

Maka tidak perlu kita heran seandainya kita melihat seseorang yang terlahir dilingkungan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, bahkan mungkin sebelumnya termasuk orang yang membenci agama Allah, tiba-tiba berputar haluan, beriman kepada Allah dan menjadi hamba Allah yang sangat shalih. Di kalangan para sahabat Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam, khalifah Umar bin Khaththab adalah contoh yang sangat baik. Hari dia masuk Islam diawalinya dengan niat ingin membunuh Rasulullah. Tapi Allah telah melembutkan hatinya dan memberinya hidayah. Dia masuk Islam, beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bahkan kemudian menjadi seorang pemimpin Islam yang sangat terkenal.

Dalam kesehari-harian kita sekarang ini banyak juga contoh yang kita lihat. Bagaimana seseorang diberi hidayah oleh Allah untuk memeluk agama Allah dengan cara-cara yang Allah kehendaki. Ada yang melalui mimpi. Ada yang tergugah mendengar suara azan. Ada yang dalam usaha mencari kelemahan Islam, lalu membaca terjemahan al Quran akhirnya menemukan jalan kepada Islam.  

Begitu pula sebaliknya, seseorang yang berada di lingkungan orang-orang yang beriman, kalau Allah akan membiarkannya tersesat tidak ada orang yang dapat menolongnya. Kan'an putera Nabi Nuh alaihissalam, menolak ajakan Nabi Nuh (ayahnya) untuk beriman, tapi ditolaknya. Demikian juga halnya dengan istri Nabi Nuh alaihissalam dan istri Nabi Luth alaihissalam, kedua orang wanita itu adalah orang-orang yang dibiarkan Allah tersesat, seperti dijelaskan dalam surah At Tahrim (Surah 66) ayat 10. 

Orang yang dibiarkan tersesat juga dapat kita amati. Mereka yang dididik secara Islam di sekolah-sekolah Islam di masa mudanya, tapi tiba-tiba menjadi penghujat Islam, suka memperolok-olokkan firman Allah. Kalau Allah akan membiarkannya tersesat, maka mereka akan melenceng dari kebenaran agama Islam.

Maka nikmat hidayah itu memang merupakan nikmat yang paling utama. Hendaklah kita berusaha mempertahankannya dan memohon kepada Allah, kiranya Allah tidak membiarkan keimanan kita itu melenceng ke jalan yang sesat. Sering-seringlah kita berdoa. Rabbanaa laa tuzigh quluubana ba'da idz hadaytanaa wa hablanaa min ladunka rahmatan, innaka antal wahhaab. (Ya Rabb kami Janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan, setelah Engkau menunjuki kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.) (Ali Imran ayat 8).

****                                          

Senin, 06 Juli 2015

Tugas Istri Ternyata Hanya 2 Hal Ini (Dari Ummi)

Tugas Istri Ternyata Hanya 2 Hal Ini

25 Mei 2015 | Dibaca : 88194 Kali | Rubrik : Psikologi Keluarga

  
Sahabat Ummi, berapa banyakkah tugas seorang istri? Mungkin kalau dijawab, 24 jam rasanya tidak habis-habis, full dengan pekerjaan rumah tangga yang tak pernah berhenti.
Akan tetapi, sesungguhnya dalam Islam, tugas istri hanya 2 hal saja, sehingga penting bagi kita untuk melakukan 2 tugas ini dengan sebaik-baiknya. Apakah tugas istri yang dimaksud?

1. Mematuhi suami 

Yap, tugas istri sebenarnya tidak ribet, hanya mematuhi suami. Akan menjadi ribet jika sebelum menikah salah memilih kriteria suami yang tidak cocok dengan kepribadian kita. Mendapatkan suami yang hanya bisa makan  masakan yang baru matang, sehingga istri harus selalu memasak di saat suami lapar, bagi beberapa wanita tentu ini menyulitkan, tapi bagi wanita lainnya ini menyenangkan.

Atau suami yang menginginkan istri bekerja di rumah saja mengurus semua keperluan rumah tangga dari A sampai Z, padahal ternyata istri tidak becus masak atau berbenah rumah, tentunya hal tidak sinkron seperti inilah yang akhirnya membuat istri mendapat cap tidak patuh pada suami.

Oleh sebab itu, sangat penting dalam proses taaruf sebelum menikah benar-benar mengenali kepribadian, kebiasaan, serta visi misi calon pasangan hidup. Tentu saja terlebih dulu kita harus sangat mengenali karakter diri sendiri.

Jangan sampai tugas mudah seorang istri untuk mematuhi suami menjadi sulit, berbenturan, karena ternyata hal-hal yang diinginkan suami bertolak belakang dengan hal-hal yang diinginkan istri.

Namun jika hal ini sudah terlanjur terjadi, penting untuk mengkomunikasikan keinginan kedua belah pihak suami-istri, dan mengambil jalan tengah. Misalnya istri ingin menempuh S2, sedangkan suami tidak mengizinkan karena ingin istri selalu ada di rumah. Cobalah cari jalan tengah, misalnya istri mengambil S2 di universitas terdekat dari rumah. Atau pikirkan kompensasi apa yang harus diberikan istri jika suami mengizinkan keinginan istri menempuh S2.

Bagaimana pun, suami dan istri perlu saling menghormati keinginan dan perbedaan cara pandang masing-masing agar bisa menjadikan rumah tangga samara dan penuh dengan cinta.

2.Membahagiakan suami

Memasak, beberes rumah, mencuci, menyetrika, semuanya bukanlah kewajiban istri. Dalam Islam, tugas suami lah yang harus memenuhi semua kebutuhan fisik istri. Cukup membayar asisten rumah tangga sekitar 1 juta rupiah saja tiap bulan, semua pekerjaan tersebut bisa teratasi.

Akan tetapi, jika istri masak sendiri, beberes rumah sendiri, mencuci dan menyetrika tanpa bantuan khadimat adalah lebih meringankan beban suami dan bisa membahagiakan suami, maka mengapa istri enggan melakukannya?

Lakukanlah pekerjaan rumah tangga dengan niat untuk membahagiakan suami tercinta, bukan karena itu adalah tugas-tugas istri, karena segala amalan bergantung niat. Jangan sampai pekerjaan menumpuk di rumah yang kita lakukan, hanya bernilai satu juta rupiah sebulan sebagaimana nilai seorang khadimat. Akan tetapi jadikanlah pekerjaan mulia tersebut bernilai surga karena kita mengharapkan keridhoan suami.

Sahabat Ummi, hanya 2 tugas inilah sebenarnya yang menjadi kewajiban istri. Tentu saja berbeda lagi dengan tugas wanita sebagai seorang ibu, seorang hamba Allah, dan lainnya. Semoga kita mampu melaksanakan berbagai tugas tersebut dengan bahagia.

****

Sabtu, 04 Juli 2015

Melewatkan Hari-hari Bulan Ramadhan

Melewatkan Hari-hari Bulan Ramadhan  

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Man shaama Ramadhaan iimaanan wah tisaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzambihi. (Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan kesadaran iman dan penuh harapan ridha Allah, akan diampuni semua dosa-dosa yang lalu.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim). Seiring dengan itu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan pula tentang ibadah shalat malam (baca: tarawih): “Man qaama Ramadhana iimaanan wah tisaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzambihi. (Siapa yang menegakkan shalat malam Ramadhan dengan kesadaran iman dan penuh harapan ridha Allah, akan diampuni semua dosa-dosa yang lalu.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim). 

Ketika menyadari bahwa sebagai orang yang beriman, kita dipanggil Allah untuk beribadah puasa di bulan Ramadhan, seyogianya kita berusaha menjalankannya dengan penuh keberhati-hatian, berharap bahwa amalan kita terpelihara dari gangguan setan dan hawa nafsu kita sendiri yang mungkin menyebabkan ibadah tersebut tidak diterima Allah. Di samping itu pula, tentulah kita sangat berharap kiranya semua dosa-dosa kita yang terdahulu, yang pasti sangat banyak jumlahnya, baik yang kita sengaja melakukannya ataupun yang tidak kita sengaja, diampuni Allah. Sesungguhnyalah Allah Maha Pengasih Maha Pengampun.

Berikut ini adalah alternatif penggunaan waktu di hari-hari bulan Ramadhan. Kita awali pagi hari dengan bangun untuk sahur yang kita dekatkan ke waktu masuknya shalat subuh. Selesai makan sahur, kita siapkan diri untuk pergi shalat berjamaah ke mesjid. Seusai shalat subuh, kita bergegas pulang. Ada waktu sekitar tiga puluh menit sebelum berangkat ke kantor yang bisa kita isi dengan membaca al Quran. Waktu tiga puluh menit itu in sya Allah cukup untuk membaca antara 8 halaman sampai 10 halaman. 

Dalam perjalanan ke kantor, apakah kita naik kendaraan umum atau naik kendaraan sendiri,  perbanyak zikir. Sekaligus untuk menjaga mata, telinga dan mulut kita dari hal-hal yang bisa merusak nilai puasa kita. 

Menjelang masuk waktu zuhur, tinggalkan dulu pekerjaan dan bergegas ke mushala untuk shalat berjamaah. Begitu juga di waktu asar kita ikut shalat berjamaah. Mudah-mudahan sebelum maghrib kita sudah bisa berkumpul dengan keluarga di rumah. Segerakan berbuka dengan seteguk minuman atau sebutir kurma ketika masuk waktu maghrib. Lalu bersegera pergi ke mesjid untuk shalat maghrib berjamaah. Pulang dari shalat kita makan. Sesudah makan ada waktu sekitar 30 menit sebelum kembali lagi ke mesjid untuk shalat isya, yang bisa digunakan untuk membaca al Quran. Seandainya kita mampu membaca 10 halaman dalam waktu itu, digabung dengan yang dibaca sesudah shalat subuh, kita sudah menyelesaikan bacaan 1 juz. Kalau kita lakukan secara rutin, in sya Allah dalam satu bulan Ramadhan kita akan menamatkan membaca al Quran.

Lalu kita berangkat ke mesjid untuk shalat isya disambung dengan shalat taraweh. Sesudah shalat taraweh kita ikut tadarusan di mesjid sampai sekitar jam sepuluh malam. Setelah itu kita pulang untuk beristirahat.

Seandainya kita mampu menjalankan setiap hari di bulan Ramadhan seperti rangkaian kegiatan di atas, mudah-mudahan ini sudah termasuk ke dalam kategori ke berhati-hatian. Tentu saja semua amalan itu kita lakukan dengan ikhlas karena Allah. Yang dengannya kita berharap, Allah ridha dengan amalan-amalan kita.

****